Rektor ISI Padangpanjang, Novesar Jamarun menerima penghargaan dari KIP di Istana Wakil Presiden Senin 5/11. |
Jakarta – Istitut Seni Indonesia ISI Padangpanjang terus mengukir prestasi di bawah kepemimpinan Novesar Jamarun. Berbagai penghargaan terus diraih. Baru baru ini ISI Padangpanjang berhasil memperoleh penghargaan dari Komisi Informasi Pusat (KIP). Penghargaan tersebut diserahkan di Istana Wakil Presiden, di Jakarta, Senin (5/11) .
Atas penghargaan tersebut, Rektor ISI Padangpanjang Novesar Jamarun merasa sangat bersyukur dan berterimakasih atas kerja keras semua jajaran yang berhubungan dengan pelayanan informasi public dan kehumasan di ISI Padangpanjang.
“Ini kerja keras semua jajaran, terutama yang tiap sebentar berupaya mempublish berbagai informasi tentang ISI Padangpanjang kepada public, sehingga masyarakat selalu mendapat pembaharuan informasi tentang kampus kita,” sebutnya.
Pentingnya peran kehumasan dalam menggerakkan laju pendidikan tinggi di ISI Padangpanjang disadari rektor sejak awal kepemimpinannya. Untuk itu, ia senantiasa memantau secara langsung perkembangan informasi terbaru yang diberitakan di media masa, dirilis oleh insan humas, maupun yang terbit di media internal ISI Padangpanjang sendiri.
“alhamdulillah, apa yang kita bangun secara bertahap mulai dari website, medsos-medsos , majalah, hingga buku-buku publikatif kini telah memperlihatkan hasil yang baik. Tapi kerja belum selesai. Kita tidak boleh berpuas diri,” katanya.
Perkembangan dunia informasi dan komunikasi yang kian cepat di era distrubtion 4.0 sekarang ini, menurut rektor harus disikapi dengan kesiapan yang maksimal oleh sebuah lembaga pendidikan tinggi.
“Masyarakat membutuhkan informasi terbaru tentang perkembangan pendidikan tinggi yang kita kelola. Kehadiran negara dalam mengawal masa depan generasi bangsa akan dirasakan lewat keterbukaan informasi yang terus kita jaga. Jadi, ini bukan hanya soal bagaimana sebuah kampus di kenal orang, tetapi bagaimana harkat pendidikan tinggi kita terjaga di ranah informasi,” sebutnya.
Terkait ISI Padangpanjang sebagai sentra kajian dan pendidikan seni di Sumatera, menurut rektor memang sangat strategis bila dilihat dari kacamata informasi.
“Karya-karya mahasiswa dan dosen kita harapkan dapat menjadi pembanding dan pemicu bagi timbulnya inovasi seni yang lebih luas di masyarakat. Di sini peran kehumasan ISI Padangpanjang diuji. Hanya dengan publikasi yang baik, maka segala karya dan kreatifitas para akademisi kita dapat memicu perkembangan inovasi seni dalam skala luas,” sebutnya.
Di tengah tantangan itu, bidang kehumasan yang bernaung di bawah UPT Pusindok memainkan perannya semaksimal mungkin.
“Alhamdulillah, kita punya tenaga muda yang siap bekerja setiap saat untuk meliput, menuliskan, memotret dan menyebarkan informasi kepada semua media pemberitaan yang ada sehingga sampai sekarang ISI Padangpanjang makin dikenal dengan baik oleh seluruh masyarakat. Buktinya, animo orang tua untuk memasukkan anaknya ke ISI Padangpanjang tumbuh terus menerus. Tahun ini, kita bahkan mencapai puncak peminat, tertinggi sepanjang sejarah perguruan tinggi ini,” katanya.
Sementara, melalui siaran pers yang ditandatangani ketua KIP Gede Narayana, menyampaikan bahwa maksud dan tujuan monitoring dan evaluasi keterbukaan informasi publik yakni, untuk mengetahui implementasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik pada badan publik, sehingga tujuan untuk mengoptimalkan tugas dan fungsi pejabat pengelola informasi dan dokumentasi sebagai garda terdepan dalam melakukan pelayanan informasi publik yang berkualitas kepada masyarakat terlaksana dengan baik.
Selain ISI Padangpanjang, perguruan tinggi lain yang mendapat penghargaan saat itu adalah IPB Universitas Tanjungpura, Universitas Indonesia, Universitas Brawijaya, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Padang, Universitas Negeri Malang, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjajaran, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Khairun, Universitas Sriwijaya, Politeknik Negeri Padang, Politeknik Negeri Semarang, Universitas Bengkulu, dan Universitas Lampung.
Kemudian Universitas Udayana, Universitas Sebelas Maret, Universitas Negeri Yogyakarta, ISU Denpasar, Politeknik Negeri Batam, Universitas Andalas, Universitas Jenderal Sudirman, Universitas Airlangga, dan Universitas Negeri Gorontalo. (fadhli)
Komentar