Batik tulis Mentawai. (Photo: Melisa) |
Mentawai – Daerah Sipora Utara, Tua Pejat Kabupaten Mentawai dikenal sebagai salah satu daerah penghasil batik khas Mentawai. Berbagai jenis dan motif kain batik dihasilkan di daerah ini.
Nuansa batik Mentawai tampak begitu memikat dan mewah dengan keunikan tato khas Mentawai pada setiap motif batik tulis Mentawai.
Rizki Tanjung salah seorang pengrajin batik di Tua Pejat mengatakan, beberapa jenis motif yang paling banyak disukai yakni batik tulis yang bermotif Jaraik, Sikerei perempuan dan Uma adat Mentawai.
Sementara untuk penggunaan warna banyak menggunakan warna warna cerah karena konsumen lebih menyukai batik warna terang seperti merah, biru dan kuning.
“Motif yang paling banyak dicari adalah motif Jaraik, Sikerei dan Uma adat Mentawai,” ujarnya.
Menurut Rizki Tanjung pembuatan kain batik tulis Mentawai cukup rumit dan memakan waktu. Mulai dari canting, pemberian warna, waterclas dan pengeringan sebelum dimasak.
“Karena batik tulis, jadi proses pembuatan lebih lama dari batik cetak”, jelasnya.
Setelah dimasak baru dijemur sekira satu hari. Namun sebagian pengrajin masih menggunakan pewarna sintetis.
Sebagian dari hasil produksi yang telah dihasilkan sudah dipamerankan di Transmart Padang yang bertema “Kemilau Mentawai”. Untuk pemasaran juga dibantu oleh pemerintah daerah Mentawai melalui Dekranasda.
Untuk harga batik tulis Mentawai ukuran 2 meter dijual Rp.250.000 dan ukuran 2,5 meter dengan harga Rp.400.000 per helai. Satu helai tersebut sudah bisa untuk membuat baju kemeja dan rok untuk perempuan.
Rizki berharap agar batik Mentawai dapat berkembang dan makin disukai masyarakat, tidak hanya oleh masyarakat Mentawai tapi juga masyarakat luar. (Melisa)
Komentar