Sawahlunto – Pengamat pariwisata yang juga dosen Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, Eka Paramita Marsongko menyarankan agar wisata di Sawahlunto jangan hanya terpaku mengejar tingginya angka kunjungan wisatawan, namun juga dapat mengutamakan kualitas pengalaman yang dirasakan wisatawan selama di ‘Kota Arang’ itu.
Sebab, disebutkan Paramita ketika wisatawan telah mendapat pengalaman emosional yang bagus, maka akan terbuka lebar peluang mereka untuk berkunjung kembali atau memberitahu dan mengajak orang lain. Sehingga dampaknya pariwisata dapat terus berlanjut dan berkembang.
“Kalau orientasinya soal angka kunjungan saja, itu tentu baik, namun akan sangat lebih bagus kalau kualitas yang kita tingkatkan daripada mengejar kuantitas saja. Saya perhatikan Sawahlunto ini potensinya kaya sekali. Maka kualitasnya harus dijaga, harus dimaksimalkan,” ujar Paramita, di sela – sela pertemuannya dengan Wakil Walikota Zohirin Sayuti dan jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Kamis 21 Februari 2019 di Balaikota.
Ketika ditanya apakah pergeseran fokus dari kuantitas angka kunjungan wisatawan ke kualitas pariwisata memberikan efek bagi pendapatan (pengaruh ekonomi), Parawita menjawab bahwa jika kualitas pariwisata sudah bagus dan pengunjung puas maka mereka tidak akan berpikir panjang untuk membayar ataupun berbelanja.
“Untuk income (uang masuk) di pariwisata ini kan ada di pembayaran dan belanja dari wisatawan. Ketika kualitas wisata kita bagus, pengunjung terpuaskan dengan itu. Maka secara tidak langsung mereka akan otomatis jadi royal membayar dan membelanjakan uang mereka. Jadi income bagi ekonomi pastinya ada,” sebut Paramita.
Paramita juga menyarankan instansi pariwisata Kota Sawahlunto untuk mengkaji potensi menarik wisatawan dari Belanda dengan mengajak mereka menelusuri atau napak tilas leluhur mereka di ‘Kota Arang’ ini.
“Untuk menarik pasar wisatawan mancanegara, dalam konteks ini Belanda. Perlu untuk dilakukan langkah – langkah guna mengundang mereka menelusuri jejak leluhur mereka dalam masa kolonial dulu di Sawahlunto. Biasanya orang orang luar ini sangat tertarik dengan hal – hal berbau sejarah dan budaya seperti itu,” ungkap Paramita.
Paramita berkunjung ke Sawahlunto untuk mendampingi tujuh orang mahasiswa STP Bandung yang sedang melaksanakan penelitian akademis tentang destinasi wisata Batu Runciang di Silungkang.
Sementara, menanggapi saran dari Paramita dan sejumlah mahasiswa STP tersebut, Wakil Walikota Zohirin Sayuti menyampaikan terimakasih dan menyatakan siap mengkaji lebih dalam hal – hal yang disarankan itu.
“Pertama, kita berterimakasih pada ibu Paramita dan adek – adek mahasiswa STP yang telah meneliti kemudian memberikan kita saran – saran untuk pariwisata Sawahlunto yang lebih baik. Tentu kita bersama OPD terkait telah mencatat saran ini, nanti dikaji lebih lanjut bagaimana realisasinya,” kata Zohirin.
Dalam kesempatan itu, Zohirin juga menyebut bahwa pihaknya terbuka terhadap saran dan kritik yang konstruktif (membangun) untuk wisata ‘Kota Arang’.
“Dalam mengelola pariwisata, kita harus dinamis, kita harus dengar pendapat banyak pihak. Pun juga perkembangan update – update yang kencang. Pariwisata harus menyesuaikan diri dengan itu. Sehingga saran dan kritik salah satu elemen pentingnya,” pungkas mantan Sekda Sawahlunto itu. (Yudha)
Komentar