Lintassumbar.id – Puluhan pelajar dari Malaysia mengunjungi Rumah Tabuik Pasa, Karan Aur, Kota Pariaman, Rabu, 4/3. Mereka tampak kagum dengan budaya Kota Pariaman.
Rombongan pelajar dari Malaysia ini tergabung dalam MFLS (Malaysia Future Leaders School) yang dilaksanakan selama seminggu ke depan di Kota Pariaman, dari 3 Maret hingga 9 Maret 2020 mendatang.
Ketua Delegasi MFLS, Nur Fariza Binti Husaini mengatakan tahun 2020 ini, ada 240 pelajar yang terpilih dari Malaysia untuk melaksanakan program MFLS di negara-negara Asean, seperti Thailand, Brunei Darussalam, Cambodia, Laos, Myanmar dan Indonesia.
“Untuk Kota Pariaman terdapat sebanyak 60 pelajar, dimana 40 pelajar sudah sampai pada Selasa kemaren dan 20 pelajar lagi baru tiba hari ini,” jelasnya.
“MLFS tahun 2020 ini, mengambil tema “ASEAN Cultural Heritage” dimana kami bersama dengan KNPI Kota Pariaman telah membuat berbagai kegiatan yang menyasar kepada kegiatan pertukaran budaya, pengenalan kerajinan lokal, wisata sejarah, dialog kepemudaan, bhakti sosial, wisata kuliner, serta kunjungan ke destinasi wisata yang ada di Kota Pariaman,” ujarnya.
“Anak-anak ini tampak antusias untuk mengikuti program MFLS di Kota Pariaman. Karena sesama bangsa serumpun melayu, juga karena keramahan dan berbagai aktivitas yang akan mereka ikuti nanti, salah satunya di rumah tabuik pasa ini, yang banyak bisa dipelajari,” tutupnya.
Rombongan Pelajar Malaysia ino disuguhkan dengan gandang tasa dan tambua yang membuat para pelajar tampak antusias untuk ikut memainkanya.
Belum lagi di dalam rumah tabuik pasa disediakan pakaian khas penganten Kota Pariaman, dimana mereka mencoba mengenakan “Roki” untuk pakaian adat laki-laki, dan pakaian “Anak Daro” untuk yang perempuan.
Beberapa pelajar dari Malaysia ini sangat antusias mengikuti tur mereka di rumah tabuik pasa ini, dimana mereka mendengarkan sejarah tentang Tabuik dan berbagai prosesinya, pengenalan pakaian khas daerah dan bisa mencobanya. Kemudian pengenalan kesenian gandang tasa dan gandang tambua, yang merupakan alat kesenian khas Kota Pariaman.
Salah satu pelajar asal Malaysia, Jestina mengatakan sangat tertarik dengan budaya yang ada di Kota Pariaman, apalagi dengan permainan kesenian gandang tambua dan tasa.
“Gandang tambua ini ada juga di Malaysia tetapi bentuknya tidak sama, dan irama yang ditimbulkan dengan perpaduan gandang tasa manjadi semakin menarik dan menambah semangat kita,” ujarnya.
Komentar