Lintassumbar.id — Siapa pemenang Pilkada Sumbar 2020 tampaknya sudah bisa diprediksi. Lembaga Survei Poltracking Indonesia yang kredibel bahkan saat Pilpres 2019 inilah lembaga yang mendekati akurasinya, merilis hasil surveinya, Selasa (3/11/2020) di sebuah hotel di Padang.
Manajer Riset Poltracking Indonesia Masduri kepada media, mengungkapkan hasil survei Prilaku Pemilih pada Pilkada Sumbar terutama terkait peta kekuatan elektoral Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat 2020.
“Dari survey kita antar 19-23 Okotober 202o, hasil ini tidak akan banyak terjadi perubahan pada sisa waktu Pilkada 9 Desember 2020, kecuali ada tsunami politik. Atau money politic yang menurut data hanya 10 persen pengaruhnya,” ujar Masduri.
Peneliti Poltracking Indonesia Faisal Arief menyebut perubahan signifikan atas hasil survey Poltracking Indonesia dalam waktu satu bulan ini hanya jika terjadi gempa politik.
Faisal Arief mengatakan, temuan survei di Sumatera Barat menunjukkan hasil elektabilitas pasangan calon Mulyadi dan Ali Mukhni 49,5 persen unggul dari tiga pasangan calon lainnya. Paslon Nasrul Abit-Indra Catri meraih 21,3 persen, Paslon Mahyeldi-Audy Joinaldy 17,1 persen dan Paslon Fakhrizal-Genius Umar 6,2 persen dengan model pertanyaan kepada responden mencoblos simulasi surat suara. Model ini validasinya lebih baik dibandingkan dengan cara interviewer survey.
Dia menjelaskan, survei bertujuan adalah mengukur popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas kandidat gubernur dan wakil gubernur Sumatera Barat.
Dikatakan Faisal, peta elektoral Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat dilakukan dengan membaca peta persebaran suara berdasarkan demografi dan preferensi politik/kultural pemilih dan mengukur potensi partisipasi dan kemantapan pemilih.
Dari angka-angka survey yang divalidasi di pusat riset Poltracking Indonesia Mulyadi terus melejit baik popularitas dan elektabilitas juga dikuatkan dengan popularitas dan elektabilitas Ali Mukhni.
“Potret prilaku pemilih dengan sample 1200 sangat proporsional dan hasilny dengan waktu terbatas akan sulit berubah,” ujar Masduri.
Faisal menjelaskan juga survei ini berdasarkan pertanyaan dengan simulasi surat suara, yang dimasukkan dalam kotak suara. Model seperti ini mempunyai validasi jawaban yang lebih baik dibandingkan jawaban responden yang disampaikan kepada pewawancara survei.
Melihat waktu pelaksanaan Pilkada Sumatera Barat sekitar satu bulan lagi, kata dia, kemampuan kandidat dan tim menggarap pemilih yang belum menentukan pilihan ( undecided voters) sekitar 3 persen dan pemilih yang masih mungkin berubah (swing voters) menjadi kunci kemenangan.
Terkait kondisi pandemi saat ini Poltracking mengungkapkan fakta bahwa 72,4 persen pemilih di masa survey 19-23 Oktober 2020 mencoblos ke TPS. Hanya 5 persen yang menyatakan Golput di Pilkada Sunbar 2020. Survey Poltracking Indonesia tidak memetakan strong vootter masing-masing Paslon. (Jamal)
Komentar