Lintassumbar.co.id – Isu pergantian Ketua DPRD Kota Pariaman terus bergulir. Gerindra disebut-sebut ingin mengganti Fitri Nora dari kursi panas tersebut. Santer terdengar kabar adanya dugaan praktik “politik uang” dalam proses pergantian tersebut.
Isu ini terus bergulir dan menjadi pembicaraan di tengah masyarakat sejak sepekan terakhir. Baik di berbagai lini masa media sosial maupun di lapau-lapau di Kota Pariaman.
Kebijakan Gerindra yang ingin mencopot Fitri Nora agaknya cukup mencengangkan dan menimbulkan tanda tanya. Pasalnya kinerja Fitri Nora selama ini dinilai cukup bagus.
Fitri Nora mengaku sudah diberi tahu oleh partai jika dirinya akan diganti. Namun ia tidak mengetahui apa alasan dirinya diganti. Ia juga menegaskan tidak pernah melakukan pelanggaran terhadap kebijakan partai. Ia juga tidak pernah menerima sanksi atau mendapat surat peringatan dari partai Gerindra.
“Saya sudah diberi tahu soal rencana itu, saya tidak mengetahui apa alasan saya diganti, saya tidak pernah melakukan pelanggaran terhadap kebijakan partai,” tegas Fitri Nora, saat berbincang dengan Lintasssumbar, Rabu, 1/6.
Sementara itu dukungan untuk Fitri Nora terus mengalir dari berbagai pihak. Mereka menentang rencana partai Gerindra tersebut.
Azwar Anas, aktivis sosial Kota Pariaman mempertanyakan dan menentang kebijakan Gerindra yang ingin mengganti Fitri Nora.
“Sangat aneh, apa alasan Gerindra mengganti Fitri Nora, Gerindra harus jelaskan ke publik apa yang terjadi sebenarnya, jangan karena uang bisa seenaknya main ganti. Mengganti Fitri Nora sama saja dengan melawan arus dan menentang aspirasi masyarakat Kota Pariaman,” ujar Azwar yang juga Ketua Aspila tersebut.
Penolakan serupa juga disampaikan Ketua LSM Caredek Kota Pariaman, Ikhlas Darma Murya.
“Saya atas nama ketua LSM Caredek, ormas yang memiliki andil besar sebagai pendiri Kota Pariaman menegaskan mengutuk dan menolak pergantian jabatan ketua DPRD Kota Pariaman apapun alasannya,” ujar Ikhlas.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Riko, seorang warga Pariaman. Menurutnya mengganti Fitri Nora akan menimbulkan preseden buruk bagi Partai besutan Prabowo.
“Gerindra bisa terancam ditinggal pemilih pada pemilu 2024 mendatang. Pasalnya Fitri Nora merupakan politisi populer di Kota Pariaman. Ia caleg dengan suara terbanyak di Kota Pariaman pada pemilu 2019 silam,” ujar Riko di sebuah warung kopi di kawasan Pariaman Selatan.
Sementara itu ketika Lintassumbar mencoba mengkonfirmasi kepada Ketua DPD Gerindra, Andre Rosiade via sambungan telpon tidak diangkat.
Pengamat politik Universitas Andalas, Sadri Chaniago, menilai kebijakan Gerindra mengganti Fitri Nora merupakan persoalan internal partai Gerindra. Jika publik merasa keberatan bisa menekan partai yang bersangkutan secara langsung.
“Partai Gerindra ini kan partai sistem komando, yang sentralistik, dimana semua keputusan ditentukan di pusat. Jika publik merasa keberatan silakan menyampaikan keberatan secara langsuang atau melalui petisi, bisa juga tidak memilih partai tersebut pada Pemilu mendatang,” ujar dosen ilmu politik Unand ini. (Red)
Komentar