Lintassumbar.co.id – Koreografer dan penari asal Kota Pariaman, Siska Aprisia bakal tampil pada Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Sumatera Barat 2022.
Siska begitu dia karib disapa akan menampilkan karya tari kontemporer dengan judul The Sound After Solitude #2
Ia dijadwalkan tampil di Gedung Kebudayaan Sumatera Barat di Kota Padang pada Senin (3/10/2022) pukul 21.00 WIB.
Karya tari berjudul The Sound After Solitude #2 ini merupakan karya tari yang berangkat dari perjalanan tubuh Siska selama merantau. Bagaimana tubuh tradisi bertemu dengan tubuh urban dan tubuh asing lainnya.
Alumnus pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang ini juga menjadikan Ulu Ambek sebagai pijakan geraknya dalam karya yang ditampilkan itu.
Karya ini diciptakan oleh Siska pada tahun 2020 dan dipentaskan pertama kali pada event Artjog 2021 di Pendapa Ajiyasa, Jogja National Museum (JNM), Kota Yogyakarta.
“Untuk penampilan di PKD Sumbar 2022 ini, saya akan menampilkan The Sound After Solitude dengan versi terbaru, ada beberapa perbedaan dari versi sebelumnya tapi tidak melepaskan kerangka dasar karya ini,” ujarnya, Minggu (2/10/2022).
Menurut Siska, beberapa perbedaan karyanya itu bakal tersaji pada penataan panggung secara artistik dan juga melibatkan penonton sebagai bagian dari pertunjukan itu.
“Nanti untuk lengkapnya teman-teman bisa hadir dan menjadi bagian dari pertunjukan ini,” imbuhnya.
Kurator Pertunjukan Modern, PKD Sumatera Barat 2022, Dede Pramayoza menyampaikan bahwa gelaran PKD tahun ini mengusung tema Daya Budaya dan akan berlangsung mulai 1-5 Oktober 2022 di Gedung Kebudayaan Sumatera Barat di Padang.
“PKD Sumbar 2022 juga dimeriahkan oleh pertunjukan teater, tari, musik, pameran seni rupa, festival kuliner hingga permainan tradisional,” ucapnya
Sementara, Kurator Panggung Budaya Kota Kabupaten, PKD Sumatera Barat 2022, Edy Utama menambahkan gelaran even tersebut juga menampilkan panggung budaya dari 19 kabupaten kota di Sumbar berupa seni tradisi unggulan setiap daerah.
“PKD tahun ini mengusung tema daya budaya. Jadi selain ingin memperlihatkan dinamika seni budaya tradisi, kita juga ingin menggambarkan bagaimana tradisi berkembang atau sebagai sumber penciptaan karya baru, baik dalam seni pertunjukan maupun pada seni rupa,” imbuhnya. (Red)