Lintassumbar.co.id – Pemerintahan Kabupaten Solok menerima kunjungan dari Pemerintahan Kabupaten Mentawai (30/1), diterima oleh staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Solok (Mulyadi Marcos) bertempat diruang Bapelitbang.
Kunjungan Pemerintahan Mentawai ke Pemerintahan Solok berkaitan tentang Stanting Kabupaten Solok yang turun dan boleh dikatakan berhasil.
Sebagaimana diketahui bahwa Stunting telah lama menjadi isu prioritas nasional, setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Indonesia sebagai negara dengan status gizi buruk. Penetapan ini didasarkan pada fakta kasus stunting di Indonesia melebihi batas toleransi yang ditetapkan WHO, yakni maksimal seperlima dari jumlah keseluruhan balita (sekitar 20 persen). Bahkan setelah terjadi penurunan hingga tujuh persen, jumlah balita stunting di Indonesia masih berada pada angka 30,7 persen.
Stunting disebabkan karena kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, sehingga menyebabkan gangguan tumbuh kembang. Balita pengidap stunting memiliki tinggi badan lebih rendah atau pendek (kerdil) dibandingkan teman seusianya. Kondisi ini bukan saja menurunkan rasa percaya diri, tapi juga memengaruhi kualitas hidup balita hingga di masa yang akan mendatang.
Masalah stunting sering dianggap sebagai faktor keturunan (genetik) sehingga banyak orangtua menerima dan tidak berbuat apapun untuk mencegahnya. Padahal, tinggi badan anak lebih dipengaruhi faktor selain genetik, yakni perilaku, gizi, lingkungan, dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang bisa dicegah
Pencegahan stunting penting untuk mencapai SDM yang berkualitas. Terlebih dalam waktu dekat, Indonesia akan menghadapi Bonus Demografi 2030, yakni jumlah penduduk usia produktif (15 – 64 tahun) lebih banyak dibandingkan usia non-produktif (lebih dari 64 tahun). Ini berarti stunting menjadi ancaman nyata terhadap kualitas manusia. Pasalnya balita stunting bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya, melainkan juga perkembangan otaknya.
Dalam sambutan Sekda Kab. Solok diwakili Staf Ahli Bid Pemerintahan Kemasyarakatan dan Kesra, Mulyadi Marcos, mengucapkan selamat datang di kabupaten Solok kepada jajaran Pemkab Kepulauan Mentawai.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Pada tahun 2022 Stunting di Kabupaten Solok berada di angka 24,2 persen, jumlah ini turun signifikan dibandingkan tahun 2021 yaitu sebanyak 40,1 persen.
Dengan penurunan yang signifikan mencapai 15,9 persen tersebut menjadikan angka stunting di Kabupaten Solok berada di peringkat teratas dari 19 Kota/Kabupaten di Sumatera Barat.
Penurunan angka stunting itu berkat berbagai strategi yang dilakukan, mulai dengan mendirikan Pos Gizi dan memantau Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita, juga melakukan pencegahan stunting dimulai dari Ibu Hamil, ibu menyusui dan anak-anak.
Selain itu, strategi Pemerintah Kabupaten Solok dalam menurunkan angka stunting juga melibatkan seluruh Dinas, apalagi di bawah kepemimpinan Bupati Solok, Epyardi Asda, yang selalu mengingatkan kepada semua OPD dan semua pihak agar permasalahan stunting di Kabupaten Solok dapat ditangani dengan baik dan semuanya untuk ikut terlibat menanganinya
Sementara Sambutan yang di sampaikan oleh Sekda Kab. Kepulauan Mentawai, Rinaldi, Kami mengucapkan terimakasih karena telah menerima kunjungan mereka di kabupaten Solok dalam rangka audiensi percepatan penurunan stunting.
“Maksud dan tujuan kami datang ke Kabupaten Solok ini merupakan gerak cepat menindaklanjuti hasil SSGI yang lalu karena angga stunting di Kabupaten Kepulauan Mentawai masih tinggi,” ujarnya.
“Kami memohon saran masukan serta informasi terkait hal hal yang telah dilakukan kabupaten solok untuk mengurangi stunting, kami juga berharap mudah”an bapak dan ibu dari kabupaten solok ini juga dapat berkunjung ke kab kepulauan mentawai,” sambungnya. (Hendrik)
Komentar