Lintassumbar.co.id – Nama Delia atau yang akrab disapa Haji Del barangkali masih cukup asing di telinga, namun bagi masyarakat, Kranji, Kota Bekasi nama Haji Del sangat familiar dan dikenal luas. Bahkan sudah sejak muda ia dijuluki masyarakat setempat “pemuda kaya”.
Julukan ini tentu bukan tanpa sebab. Pasalnya Haji Del memang sudah dikenal sebagai orang kaya sejak masih muda. Kala itu ia memiliki puluhan toko di kawasan Bekasi. Kini usaha Haji Del sudah jauh berkembang yang tersebar di berbagai bidang. Haji Del dikenal dermawan dan suka membantu masyarakat. Ia juga membangun masjid di tempat tinggalnya, di kawasan Kranji, Kota Bekasi.
Nama Haji Del semakin dikenal setelah ia membantu pemerintah daerah Bekasi melakukan pengecoran jalan di kawasan Kranji sepanjang lebih kurang 700 meter tahun 2022 lalu. Atas jasanya tersebut, ia diberi penghargaan oleh pemerintah Kota Bekasi.
Tidak hanya di rantau, sebelumnya tahun 2021 Haji Del juga telah membantu pemerintah Kota Pariaman membuka jalan baru dengan uang pribadi di kampung halamannya, di Dusun Talang Saga, Desa Cubadak Air, Kecamatan Pariaman Utara. Jalan tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat yang telah lama mendambakan jalan. Walikota Pariaman ketika itu, Genius Umar, mengapresiasi dan memberikan penghargaan kepada Haji Del atas bantuannya tersebut.
Haji Del mengatakan apa yang ia lakukan semata-mata hanya untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat.
“Saya punya prinsip, mudahkan urusan orang lain, maka Allah akan mudahkan urusan kita, itu yang selalu saya tanamkan dalam hati,” ujar Haji Del kepada lintassumbar.co.id, saat berbincang di rumahnya, di Kranji, Bekasi, 5/12.
Di balik kesuksesan yang diraih Haji Del, siapa sangka ia punya masa kecil yang sangat pahit dan getir. Bayangkan ia sudah yatim piatu sejak berusia tiga tahun. Ibunya meninggal dunia saat ia berusia dua tahun, berselang setahun Ayahnya juga meninggal. Ia kemudian dibesarkan oleh orang lain. Sementara adik kakaknya dibesarkan oleh anggota keluarganya yang lain. Sehingga ia bersaudara terpisah-pisah sejak kecil.
Kisah Haji Del di Kota Jakarta dimulai sejak tahun 1985. Ketika itu ia yang masih kecil dan tidak tamat Sekolah Dasar merantau ke Tanah Abang, Jakarta, diajak orang kampungnya, bernama Haji Jafar, berjualan bahan kain. Karena ketika itu tak punya uang, ia menjual kambing miliknya untuk ongkos pesawat ke Jakarta bersama Haji Jafar. Namun satu bulan di Jakarta uang beli tiket pesawat itu diganti oleh Haji Jafar karena puas dengan kinerjanya.
Di Jakarta, pria kelahiran tahun 1969 ini bekerja dengan tekun dan jujur. Lima tahun jadi anak buah, tahun 1990 ia mulai buka sendiri dengan sistem bagi hasil dengan haji Jafar dengan mengontrak toko di kawasan Kranji, Bekasi. Tahun 1992 usaha tersebut dimilikinya sepenuhnya namun toko masih mengontrak.
Tahun 93 ia berhasil membeli toko yang ia kontrak tersebut. Setahun berselang tahun 94 ia membeli lagi satu toko. Selang setahun, ia sudah berhasil punya 6 toko, dan tiap tahun terus bertambah. Tahun tahun 2003 ia mulai mengembangkan usahanya di bidang lain, mulai dari gorden, kasur, selimut, seprai dan karpet.
Kini suami Mumi Suarni ini sudah memiliki pabrik karpet dengan merek Ulu Banda dan memiliki 100 karywan dengan omset rata-rata 1 milyar rupiah sehari.
Haji Del mengatakan, sejak kecil ia memang sudah bertekad ingin jadi orang yang sukses. Sehingga ketika ada kesempatan merantau, ia tidak menyia-nyiakan peluang tersebut, meski harus menjual kambingnya untuk biaya ongkos ke Jakarta.
Kerja keras dan kegigihan Haji Del dalam berusaha telah mengantarnya mewujudkan impiannya menjadi orang sukses yang bermanfaat bagi orang lain.
“Bermimpi boleh saja, tapi harus diiringi kerja keras, jangan hanya punya impian tapi malas bekerja. Kemudian kunci utamanya harus tekun, disiplin dan jujur dalam berdagang,” pungkas Haji Del. (Idham Fadhli)