Daerah

Kisah Dini, Bertahan Hidup di Tengah Terjangan Galodo, Saksikan Ibu, Suami dan Anak Terseret Air

Padang – Bencana alam yang melanda Sumatera Barat dan Kota Padang khususnya meninggalkan duka yang mendalam bagi korban. Tidak hanya kehilangan harta benda, bencana banjir bandang bercampur lumpur dan material kayu berukuran kecil hingga besar dari hulu sungai tersebut meluluhlantakkan pemukiman warga.

Dampaknya tidak saja merusak dan menghancurkan pemukiman yang berad dekat dari aliran sungai yang berlokasi jauh dari aliran sungai pun juga terdampak cukup parah.

Salah satu lokasi terdampak cukup parah akibat meluapnya aliran sungai Kuranji dan Bendungan Koto Panjang adalah kawasan Perumahan Abi Koto Panjang Blok D5 RT03 RW04 Kelurahan Koto Panjang Ikua Koto Kecamatan Koto Tangah.

Di lokasi ini puluhan rumah hanyut dan ratusan rumah mengalami rusak berat. Seperti yang dialami keluarga Dini Viona yang rumahnya hanyut dihantam banjir bandang. Bahkan dia kehilangan orang tua tercinta yang lepas dari tangannya saat luapan air bercampur lumpur dan kayu gelondongan menghantam lokasi pemukiman tempatnya tinggalnya.

Vidio Dini sempat viral di media sosial yang menggambarkan dahsyatnya luapan air dengan derasnya terjadi secara cepat. Dari atas pohon buah ceri, ia menyaksikan orang-orang tersayangnya, ibu, suami dan anaknya hanyut dibawa air bercampur lumpur.

Saat coba menyelamatkan diri dan derasnya banjir bandang ibu Yerna Wilis (77) yang sedang dia pegang terlepas. Dia oleh suaminya dengan sisa-sisa kekuatannya dinaikan ke pohon Seri yang beda tidak jauh dari tempatnya kehilangan orang tuanya.

Tidak sampai di situ, saat berupaya menyelamatkan diri dengan memanjat pohon ceri, suami dini bernama Mulyadi (41) dan anaknya Naura Nadhifa (12) ikut terbawa arus yang makin besar dan deras.

“Saya kehilangan ibu, suami dan anak yang kejadianya sangat cepat. Saat situasi sangat menakutkan itu dan tenaga yang tersisa saya coba berkomunikasi dengan sahabat dari atas pohon ceri, menceritakan keadaan yang terjadi melalui pesan voice not whatshap,” terang dini dengan mata berkaca-kaca.

Selang beberapa jam kejadian yang cukup mencekam tersebut, air mulai mengecil dan dini berusaha turun dari pohon tempatnya menyelamatkan diri. Dia berupaya mencari keluarganya yang hilang diantara genangan air bercampur lumpur yang menutup rumah warga dari dari kedalaman satu meter hingga atap rumah warga.

“Situasi saat itu sangat memilukan, rumah saya dan warga banyak yang hancur. Saya tak ingat lagi kondisi rumah yang saya pikirkan mencari ibu, suami dan anak yang terbawa arus,” cerita wanita yang bekerja di salah satu perusahaan Valuta Asing di Kota Padang ini.

Selang beberapa lama mencari lanjut Dini, dia bertemu dengan suami dan anaknya dalam keadaan masih hidup. Tubuhnya basah kuyup dengan lumpur di sekujur badan.

Separuh jiwanya bertemu kembali, setelah hilang dipisahkan terjangan banjir bandang. Tapi sayang, orang tuanya yang lepas hanyut terbawa arus, akhirnya lepas untuk selamanya. Ibunya ditemukan meninggal setelah mendapat informasi mayat ibundanya berada di RS Bayangkara Padang.

“Sebelumnya kami berusaha mencari informasi ke Rumah Sakit RSUD Sungai Sapiah dan melihat mayat korban yang dirujuk ke sana. Akhirnya, kami ke Rumah Sakit Bayangkara dan ibu ditemukan sudah tidak bernyawa,” isak Dini mengingat kepergian wanita yang melahirkannya.

Hari itu juga, pihak keluarga dibantu tim medis RS Bayangkara membawa jenazah ibunda Dini ke kampung halamannya di Kabupaten Padang Pariaman dan dimakamkan disana. (*)