Lintassumbar.id – Dinamika industri kreatif memang tidak ada matinya. Tak terkecuali di Padang Pariaman. Brand Kauih Wayoik yang sudah dikenal luas sebagai brand produk kaos, kini melebarkan sayap dengan menciptakan produk-produk berbahan dasar kulit, mulai dari tas, dompet hingga ikat pinggang.
Owner Wayoik Muhammad Fadhli mengaku optimis produknya sukses di pasaran. Selain desainnya yang menarik, kwalitas yang digunakan juga bahan premium.
“Saat ini persaingan produk kulit di Sumbar masih didominasi produk sepatu dan sandal. Sedangkan kami main di produk dompet, tas, ikat pinggang, dan berbagai jenis kebutuhan fashion lainnya,” ujar pria yang akrab disapa Ajo Wayoik tersebut, Jumat (7/2).
Lebih jauh, Fadhli menerangkan produk kulit yang diciptakan di bengkelnya di kawasan Lubuk Alung menggunakan bahan lokal namun berkualitas premium.
“Kita masih mempertahankan prinsip untuk mengutamakan penggunaan bahan lokal Indonesia. Dan dari yang sudah dijalani, sebenarnya kulit produksi Indonesia tidak kalah dengan kulit impor,” ungkapnya.
Soal desain, produk-produk pecahan brand yang kini dilabeli Wayoik Leather Dept ini lebih banyak mengamit gaya retro atau vintage.
“Kita main klasik. Kita ciptakan tas vintage, sehingga kesan lifestyle retro yang kini akrab dengan semua kalangan dan usia,” sebutnya.
Inovasi yang diterapkan pada produk tidak hanya seputar desain saja.
“Kami juga bermain di wilayah pewarnaan. Saat ini kita sudah berhasil dengan meramu sistem pewarnaan dan penciptaan tekstur kulit dengan berbagai varian yang diharapkan dapat menarik perhatian pasar,” sebut pria asal Balah Hilia ini.
Sementara itu, soal sistem pemasaran, Ajo Waypik masih mengandalkan sistem online.
“Seperti juga kaos, kami menyediakan produk jadi dan juga melayani pembuatan produk custom sesuai selera pemesan. Sebagian besar langganan kita peroleh lewat jalur online. Kalau untuk membuka toko sendiri, ini kami sedang merintis untuk membangun kedai di depan workshop,” katanya.
Ronal, salah seorang pembeli produk kulit Wayoik mengaku kaget dompet dan tas yang biasanya diproduksi di kawasan Jawa kini juga diproduksi di Sumbar dengan kualitas yang dapat bersaing.
“Model dan warnanya sangat beragam. Ada tekstur crazy hores yang lagi tren sekarang. Ini luar biasa. Saya biasanya dapat produk begini di Bandung atau Jogja, kini malah ada pula di Piaman,” terang pengusaha yang merantau ke Riau ini.
Bertahan atau tidaknya brand lokal tentu sangat tergantung pada sokongan konsumen lokal. Kehadiran produk kulit dari Wayoik tentu akan turut memperkuat daya tawar industri kreatif Sumbar di level nasional. (*)
Komentar