Lintassumbar.id – Jurusan Akuntansi, Fakultas ekonomi, Universitas Andalas melakukan pengabdian masyarakat yang digelar secara virtual, Selasa, 20/10. Kegiatan ini melibatkan pedagang Pasar Raya Padang khususnya yang berjualan di Permindo dan Sentral Pasar Raya.
Tema yang diangkat yakni “Penerapan Online Marketing Strategi dalam mempertahankan positif cash flow bagi para pedagang Pasar Raya Padang”. Tema ini merupakan solusi yang bisa membantu para pedagang di masa pandemi covid-19, karena sebelumnya Pasar Raya Padang sempat menjadi salah satu kluster terbesar penyebaran Covid-19.
Acara ini digelar secara virtual dan menghadirkan dua orang narasumber yang merupakan dosen jurusan Akuntansi Universitas Andalas, Dr Yulia Hendri Yeni, SE, MT, Ak dan Indah Permata Suryani, SE.,M.Sc dan dimoderatori oleh Ika Sari Wahyuni, TD.,MS.Acc, Ak, CA, CSRS.,CSP.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini diawali dengan sambutan dari Dekan Fakultas Ekonomi, Dr Efa Yonnedi, SE,.MPPM, Ak dan secara resmi dibuka oleh ketua Jurusan Akuntansi, Universitas Andalas Dr. Rahmat Febrianto, SE.,M.Si, Ak,CA.
Dalam sambutannya Dr Efa Yonnedi menyampaikan kegiatan ini merupakan wujud perhatian dari akademisi untuk membangkitkan ekonomi melalui para pelaku usaha.
Dr Yulia Hendri Yeni sebagai pembicara pertama sekaligus ketua pengabdian masyarakat, menyampaikan pentingnya pelaku usaha untuk menerapkan digital marketing terutama di masa pandemi ini.
“Apalagi bagi pedagang Pasar Raya Padang yang umumnya masih melakukan pemasaran secara konvensional. Sosial media yang disarankan dan mudah digunakan yaitu Facebook, Instagram dan Whatsapp group,” ujarnya.
Selaku ketua pengabdian Yulia Hendri Yeni juga menjelaskan tahapan dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang nantinya akan didampingi oleh dosen jurusan Akuntansi dan juga mahasiswa, sehingga masyarakat bisa mengakses toko-toko yang berlokasi di permindo melalui Instagram @permindo.online atau Sentral Pasar Raya (SPR) melalui instagram @spr.online
Teori pemasaran secara digital yang dijelaskan oleh Yulia Hendri Yeni dikuatkan dengan praktek yang telah diterapkan pembicara kedua Indah Permata Suryani yang sudah menerapkan metode pemasaran ini pada awal Maret, ketika adanya kasus pertama Covid-19 di Kota Padang.
Indah memiliki usaha di bidang fashion muslimah di Sentral Pasar Raya, usaha ini dirintis oleh suaminya namun masih berbasis konvensional.
“Sehari sebelum diumumkannya kasus positif covid di kota Padang omset penjualan per-hari masih mencapai 5 juta untuk 1 toko, namun keesokan harinya penjualan tidak ada sama sekali,” ujar Indah melalui zoom meeting.
“Menerapkan costumer touch point melalui Facebook, Instagram dan Whatsapp group, dan individualized approach berupa posting di story Instagram secara berkelanjutan, menawarkan giveaway kepada pelanggan dan menerapkan live Instagram. Dan ternyata dengan perubahan pola pemasaran yang dilakukan berhasil meningkatkan penjualan online bahkan bisa menjaring reseller di luar kota Padang,” lanjut mantan presenter Padang TV ini.
Sementara itu Redo, salah seorang manager perwakilan dari toko buku dan swalayan Sari Anggrek sangat antusias atas program yang dilakukan oleh pihak akademisi. Dikatakannya berdasarkan pengalamannya, walaupun sudah menerapkan penjualan secara online, namun hal ini belum terekspos kepada masyarakat. Begitu juga yang dialami oleh Feri dari Toko Mini, salah satu toko kosmetik terbesar di Kota Padang.
Walaupun sudah diterapkan online marketing, namun masih terkendala jumlah follower dan design feed Instagram yang menarik.
Sementara itu Melqi Hamdani seorang pelaku usaha di bidang pendidikan yang juga menerapkan kelas berbasis online dari TIME language Centre menyarankan dilakukan workshop bagi para pelaku usaha agar familiar dengan penggunaan Instagram untuk berjualan.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh akademisi/ dosen jurusan akuntansi sebagai tim pengabdi yang memberikan masukan dan juga motivasi kepada pedagang agar bisa survive di masa pandemic covid-19.
Dr. Asniati menambahkan konsumen enggangement dan deskripsi produk merupakan hal yang sangat penting ketika berjualan online.
“Jangan sampai baju yang dibeli gak muat karena tidak ada detail produk termasuk ukuran”, ujar ibu Asniati.
Verni Juita juga mengingatkan kepada pedagang jangan mengecilkan arti pemasaran mulut ke mulut, karena konsumen kita merupakan salah satu agen marketing kita.
Hal ini juga dikuatkan oleh Dr Yurniwati yang juga memilki usaha keluarga dan harus segera beradaptasi dengan permintaan konsumen. Dengan cara mengidentifikasi harga pasar dari produk yang dijual, kemudian disesuaikan dengan produk kita sendiri dan konsisten memasarkan produk secara online.
Kegiatan ini nantinya akan dilanjutkan dengan pendampingan kepada mitra yaitu pedagang pasar untuk menerapkan pemasaran melalui media social terutama Instagram. Semua toko di Permindo akan dapat diakses masyarakat melalui @permindo.online dan yang berlokasi di Sentral Pasar raya melalui Instagram @spr.online. (indah/fdl)