Lintassumbar.id – Untuk meningkatkan pemahaman dunia usaha dan Industri terhadap kemampuan kompetensi pekerjaan atau posisi jabatan yang tersedia di dunia Industri atau dunia usaha serta untuk pencapaian target persentasi.
Lulusan SMK yang bekerja diharuskan untuk mengadakan kegiatan pemasaran bagi tamatan SMK dengan dunia Industri, terlebih lagi di masa Pandemi Covid-19 yang banyak melahirkan pengangguran.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengikuti Job Matching yang merupakan program pemasaran tamatan SMK dari Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Itulah yang dilakukan oleh SMKN 9 Padang yang ditunjuk oleh kementrian pendidikan menjadi pelaksana program pemasaran bagi tamatan SMK yang dikenal juga dengan job matching yang digelar dari tanggal 5 desember sampai 5 januari.
“Kita SMKN 9 diamanatkan oleh kementrian pendidikan untuk melaksanakan job matching, kita pilih 3 sekolah.Mereka masing-masing sekolah membawa 7 DUDInya atau IDUKAnya untuk merekrut masing-masing siswa,” ungkap Ishakawi, Kepala Sekolah SMKN 9 Padang Sabtu, (5/12).
Ishakawi menjelaskan, sebagai usaha mediator yang menjembatani antara pencari kerja tamatan SMK dengan penyedia lapangan pekerjaan tingkat menengah, Job matching memudahkan dunia usaha dan industri untuk merekrut pekerja sesuai dengan keahliannya.
Job Matching sendiri merupakan kegiatan pemasaran untuk mempertemukan dunia usaha dunia industri (DUDI) atau perusahaan dengan calon tenaga kerja yang pelaksanaannya dengan media internet melalui portal topkarir.
Dalam program ini, siswa-siswa SMK se-Kota Padang dapat mendaftar dengan mengunggah (upload) data diri dilengkapi kompetensi termasuk sertifikat bila memiliki.
Di sisi lain, perusahaan juga mendaftar dengan memasukkan data serta lowongan dan kompetensi tenaga kerja yang dibutuhkan. Ada sekitar 30 perusahaan yang masuk dalam Job Match melalui SMKN 9 Padang.
Dengan dilaksanakan job matching diharapkan terjadi percepatan pertemuan antara dunia usaha dunia industri dengan lulusan SMK, sehingga dapat mengeliminir kesenjangan informasi kesempatan kerja sebagai upaya pelayanan penempatan tenaga kerja.
“Mereka masing-masing sekolah membawa DUDInya atai IDUKAnya untuk nantinya merekrut masing-masing siswa.Berapa banyak siswa yang direkrutnya tergantung kepada kebutuhan perusahaan,” tutupnya.(Jamal)
Komentar