Lintassumbar.co.id – Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur hadiri Silaturrahim Nasional dan Pelantikan Pengurus Besar (PB) Keluarga Alumni Pondok Pesantren Nurul Yaqin (PPNY) di Aula Komplek Darussalam Putra PPNY di Korong Ringan-Ringan Nagari Pakandangan Kecamatan Anam Lingkuang, Sabtu (7/5).
Acara yang bertajuk “Manjalang Guru untuk Keberkahan Ilmu” tersebut, dihadiri juga Wakil Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang, Yasrul Huda, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Padang Pariaman Anwar.
Bupati Padangpariaman Suhatri Bur mengapresiasi acara yang digelar oleh pesantren Nurul Yakin Ringan-ringan.
Suhatri Bur berharap dengan semangat kebersamaan, keluarga besar Pesantren Nurul Yaqin bisa berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah. Terutama dalam mewujudkan Visi Padang Pariaman Berjaya, khususnya dalam membentuk masyarakat yang religius.
“Atas nama Pemerintah Daerah, Saya mengucapkan selamat kepada Pengurus Besar Alumni Pondok Pesantren Nurul Yaqin. Semoga kita bisa bersinergi dalam melaksanakan pembinaan ummat. Sehingga, Padang Pariaman yang Religius dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari di Nagari,” ungkap Suhatri Bur.
Suhatri Bur juga mengatakan dia masih ada hubungan kekerabatan dengan guru dari almarhum Syekh Ali Imran pendiri Pondok Pesantren Nurul Yaqin tersebut.
Artinya, Dia adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keluarga besar Ponpes Nurul Yaqin Ringan-ringan yang telah memiliki 24 cabang di berbagai penjuru Sumatera Barat.
Sebelumnya, Ketua Umum Alumni Nurul Yaqin Rahmat Tk. Sulaiman menyampaikan sekilas perjalanan Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan Nagari Pakandangan, yang didirikan oleh Syekh Ali Imran Hasan pada tahun 1960 lalu.
“Pondok Pesantren Nurul Yaqin yang didirikan pada 1960 oleh Buya Syekh Ali Imran Hasan ini, dilatarbelakangi oleh permintaan dari masyarakat Pakandangan yang berhadapan dengan penyebaran ajaran Wujudiyah dan Muktazilah. Setelah memperoleh izin dari Syekh Zakaria Labai Sati dan Syekh Sulaiman ar-Rasuli, Syekh Ali Imran yang ketika itu menjadi pengajar di Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Malalo, kembali ke Pakandangan beserta beberapa pengajar di sana untuk mendirikan Pondok Pesantren,” jelas Rahmat Tk. Sulaiman.
Dikatakan, PPNY pada masa awal hanya menerima santri laki-laki sampai akhirnya pendaftaran bagi santri perempuan dibuka sejak tahun 1985. Jumlah pendaftar yang semakin meningkat, mendorong Nurul Yaqin untuk membuka cabang di luar Pakandangan. Cabang pertama PPNY, didirikan di Ambung Kapur Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, pada tahun 1994.
“Syekh Ali Imran memimpin Nurul Yaqin semenjak berdiri tahun 1960 sampai ia wafat pada tahun 2017. Kemudian, tampuk Syaikhul Ma’had diserahkan kepada muridnya, Buya Zulhamdi Tuanku Kerajaan Nan Saleh selaku Khalifah El Imrani,” ungkap Ketua Banser NU Sumatera Barat itu.
Sementara itu, Buya Zulhamdi Tuanku Kerajaan Nan Saliah dalam tausyiahnya menyampaikan. Makna silaturrahim antara Umara (Pemimpin Pemerintah) dan Ulama, dalam hal ini ulama yang berasal dari Pondok Pesantren Nurul Yaqin. Bahwa, keduanya harus seiring sejalan dalam membangun nagari.
“Seandainya ada diantara kita yang berbeda padangan ketika masa Pilkada lalu, itu adalah hal yang lumrah dalam perpolitikan di negara kita, sebagai dampak dari Pilkada langsung. Ibarat dalam suatu pertandingan, pasti ada yang kalah dan menang. Namun setelah pertandingan usai, tidak ada lagi ulama Nurul Yaqin yang tidak mendukung pemenang Pilkada Padang Pariaman, yaitu Suhatri Bur dan Rahmang,” ujar Tuanku pemegang Khalifah itu.
Dia berharap, kedepannya jajaran Pondok Pesantren Nurul Yaqin, tentunya akan seiring sejalan dengan Bupati Padang Pariaman. Karena setelah terpilih, Suhatri Bur adalah bupati untuk semua golongan di Padang Pariaman,” ungkap Khalifah El Imrani itu.
Diketahui, PPNY sebagai pesantren salafiyah disamping mengajarkan kitab-kitab kuning, juga mengajarkan pelajaran umum kepada santrinya. Nurul Yaqin merupakan salah satu Pondok Pesantren di Sumatra Barat, yang masih mempertahankan gelar Tuanku.
Gelar tersebut, diberikan kepada santri laki-laki yang telah menyelesaikan pendidikannya di Nurul Yaqin. Setiap menjelang bulan Ramadhan, Pesantren Nurul Yaqin mengadakan biaik gadang (baiat besar). Yang ditujukan bagi santri yang akan berbaiat kepada Tarekat Syattariyah. (Release)
Komentar