Lintassumbar.co.id – Nama Zuardi MS Datuak Rajo Bijayo mencuat ke publik. Ketua Harian KAN Sungai Limau ini tercantum dalam Daftar Caleg PKB untuk Daerah Pemilihan Sumbar 2 yang meliputi Kabupaten Padangpariaman dan Kota Pariaman.
Haji Zuardi MS Datuak Rajo Bijayo merupakan seorang pengusaha tekstil yang sukses di Jakarta. Ia berasal dari Korong Pinjauan, Nagari Pilubang, Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padangpariaman.
Perjalanan hidup Zuardi agaknya menarik untuk diulas dan dijadikan inspirasi. Betapa tidak, ia merintis usahanya dari nol hingga kini dikenal sebagai seorang pengusaha sukses di bidang tekstil dan garmen di Jakarta.
Sebelum sukses seperti saat ini, Zuardi pernah melakoni berbagai pekerjaan untuk bertahan hidup. Mulai dari jualan bahan kain keliling, agen tiket angkutan umum hingga menjahit.
Zuardi menghabiskan masa kecilnya di Pinjauan, Pilubang, Sungai Limau. Tamat Sekolah Dasar tahun 1971 Zuardi pergi merantau ke Kota Medan. Di sana Bapak empat anak ini bekerja menjahit dengan pamannya. Tahun 1979 pulang kampung dan masuk sekolah SMP 1 Sungai Limau. Kemudian ia melanjutkan sekolah ke SMA Muhammadiyah Padang. Sambil sekolah ia bekerja jadi agen tiket angkutan umum, selain itu ia juga jualan bahan kain di Pasar Raya Padang.
Tahun 1984 Zuardi menikah dengan Rosmet Chan. Tahun 1987 Zuardi bersama istri memberanikan diri merantau ke Jakarta. Perjuangan Zuardi di rantau tidaklah mudah. Ia mengalami jatuh bangun berkali kali. Namun berkat kerja keras dan kegigihan, Zuardi berhasil melewati berbagai kesulitan tersebut.
Di Jakarta ia awalnya cuma dagang kaki lima menjual pakaian. Tidak butuh waktu lama, tahun 1989 ia sudah bisa membuka konveksi sendiri. Namun tahun 1995 usaha itu bangkrut. Lalu ia banting stir membuka usaha pembuatan sepatu di Cipondoh, namun itu juga tidak bertahan lama karena ia kembali bangkrut. Meski usahanya mengalami jatuh bangun, namun Zuardi tidak pernah menyerah dan patah semangat. Ia kemudian memutuskan jualan barang harian di rumahnya.
Menjelang Pemilu tahun 2009, Zuardi bersama istrinya mencoba peruntungan jualan kerudung di Pasar Tanah Abang. Tak disangka dagangannya laku keras. Ia memperoleh banyak orderan dalam jumlah besar dari para Caleg dan partai. Dari sini ekonomi Zuardi mulai naik lagi. Bahkan ia kemudian membuka konveksi khusus memproduksi manset.
Zuardi bekerja sangat keras. Berangkat ke toko pukul 5 pagi, pulang pukul 12 malam. Begitu setiap hari. Namun kerja kerasnya tak sia-sia, kehidupan Zuardi mulai berubah menjadi lebih baik.
Perlahan usaha Zuardi terus berkembang, kehidupannya kian membaik. Hingga akhirnya tahun 2010 ia bisa membeli toko di Pasar Tanah Abang. Tahun 2017 ia sudah punya beberapa toko dan ruko di Tanah Abang. Bahkan tahun 2019 Zuardi mendirikan sebuah pabrik kain di Bandung. Kini semua usahanya sudah dikelola oleh anak-anaknya.
Zuardi mengungkapkan perjuangannya mencapai kesuksesan tidaklah mudah. Butuh perjuangan panjang yang sangat keras. Meski begitu ia mengaku tidak punya trik khusus dalam berusaha, ia cuma mengandalkan sikap jujur sehingga ia dipercaya oleh rekan bisnisnya ataupun sesama pedagang.
“Kunci sukses saya dalam berusaha cuma satu yaitu kejujuran. Sehingga orang sangat percaya dengan saya dan mereka mau menitipkan barangnya. Selebihnya hanya kerja keras dan tidak mudah menyerah. Tanpa kejujuran tidak mungkin saya bisa seperti sekarang,” ujar Zuardi ketika diwawancara lintassumbar.co.id, beberapa waktu lalu.
Sukses sebagai seorang pengusaha di Jakarta tidak membuat Zuardi lupa dengan kampung halamannya, Sungai Limau. Ia tetap peduli dan menaruh perhatian. Hingga akhirnya tahun 2017 ia dikukuhkan menjadi Datuak Rajo Bijayo oleh kaumnya di Sungai Limau. Selain itu ia juga diangkat menjadi Ketua Harian Kerapatan Adat Nagari (KAN) Pilubang.
Sejak saat itu Zuardi mulai sering pulang kampung. Namun ia merasa prihatin dengan kondisi kampuang halamannya yang masih tertinggal dibanding daerah lain di Padangpariaman. Sehingga berangkat dari rasa keprihatinan itu ia akhirnya memutuskan terjun ke kancah politik dan maju sebagai calon anggota DPRD Sumbar pada pemilihan legislatif 2024 mendatang. Ia memilih partai PKB sebagai kendaraan politiknya. Zuardi bertekad ingin mempercepat pembangunan dan memajukan kampung halaman yang ia cintai.
Meski telah hidup nyaman dan berkecukupan di Jakarta, namun ia merasa terpanggil untuk membenahi kampung halamannya. Ia rela meninggalkan segala kemewahan dan kenyamanan di Jakarta dan memutuskan tinggal di kampung halaman. Keputusan Zuardi ini didukung penuh oleh istri dan anak-anaknya.
“Saya prihatin melihat kondisi kampung saya, infrastuktur masih seadanya. Seperti kondisi jalan yang kecil dan rusak. Jika saya duduk di DPRD, tentu saya bisa mempercepat pembangunan kampung saya melalui pokok pikiran dewan. Jika hanya jadi pengusaha tentu kemampuan saya terbatas. Jadi itulah tujuan saya terjun ke politik. Selain itu memang keputusan ini juga didasari banyaknya permintaan dari masyarakat yang menginginkan agar saya maju,” ujar Zuardi.
Zuardi berharap langkahnya terjun ke dunia politik berjalan mulus dan mendapat amanah serta kepercayaan dari masyarakat untuk duduk di DPRD Sumbar.
“Untuk itu saya berharap doa dan dukungan dari masyarakat Piaman Laweh, khususnya masyarakat kampung saya Nagari Sungai Limau. Semoga niat baik dan perjuangan kita diridhoi Allah subhanahuwataala,” pungkas Zuardi Datuak Rajo Bijayo. (Redaksi)
Komentar