Padang – Senin pagi itu, wajah Siti Maula Almursyida tampak berbinar. Siswi SMPN 33 Padang itu baru saja menerima sebuah kacamata gratis. Benda sederhana itu baginya bukan sekadar bingkai dengan lensa, melainkan “jendela baru” untuk belajar.
“Iya selama ini kurang jelas penglihatan saya waktu belajar di kelas,” kata Siti pelan. Ia mengaku kerap kesulitan membaca tulisan di papan, bahkan ketika belajar di rumah. Kacamata lamanya tak lagi mendukung.
Namun hari itu, di Gedung Youth Center Bagindo Aziz Chan, Siti menjadi salah satu dari ratusan pelajar yang mendapat kacamata gratis dari Gabungan Pengusaha Optik Indonesia (Gapopin) Sumatera Barat. Dengan lensa barunya, ia merasa dunianya lebih terang.
“Saya bahagia, kacamata ini membantu saya dalam belajar dan memperjelas penglihatan,” ungkapnya sambil tersenyum.
Ratusan Kacamata untuk Guru dan Murid
Tak hanya Siti. Gapopin Sumbar menyalurkan 200 kacamata untuk pelajar dan 100 kacamata untuk guru. Program ini bekerja sama dengan Pemko Padang sebagai bagian dari rangkaian Rapat Kerja Daerah (Rakerda).
Proses pembagian ini cukup panjang. Ketua Gapopin Sumbar, Indra Yunaidi, menjelaskan bahwa setiap pelajar lebih dulu menjalani screening penglihatan. Hasilnya dikirim ke laboratorium Gapopin untuk memproduksi lensa sesuai kebutuhan masing-masing anak. Setelah itu, barulah lensa dirakit menjadi kacamata yang siap dibagikan.
“Program kami memang fokus pada pelajar SMP se-Kota Padang. Butuh waktu agar hasilnya tepat dan sesuai kebutuhan anak-anak,” jelas Indra.
Salah seorang guru SMPN 30 Padang, Rismawati, ikut berbahagia dengan program tersebut. “Terima kasih banyak, ini sangat membantu pelajar, apalagi yang berasal dari keluarga kurang mampu,” katanya.
Apresiasi dari Pemko Padang
Penyerahan kacamata secara simbolis dilakukan langsung oleh Wali Kota Padang, Fadly Amran. Ia menyebut program ini sebagai wujud tanggung jawab sosial dari asosiasi pengusaha optik resmi.
“Saya sangat mengapresiasi. Insyaallah, pada Hari Guru nanti, Gapopin akan kembali menambah 200 unit kacamata untuk dibagikan,” ujarnya.
Menurut Fadly, bantuan ini bukan hanya soal kacamata, tetapi tentang peluang yang lebih besar bagi anak-anak untuk belajar dengan lebih baik. Ia berharap siswa bisa menjaga dan memanfaatkan bantuan ini sebaik mungkin.
“Alhamdulillah, anggarannya juga sudah ada untuk bantuan lain seperti alat tulis pada Hari Guru Nasional nanti. Semoga meringankan beban anak-anak kita, khususnya masyarakat yang membutuhkan,” tambahnya.
Lebih dari Sekadar Bantuan
Bagi Siti dan ratusan penerima lainnya, kacamata itu mungkin terlihat kecil. Namun di balik lensa bening tersebut, ada harapan besar: agar pelajar tetap semangat belajar, meski kondisi ekonomi keluarga terbatas.
Kini, tulisan di papan tulis tak lagi buram. Dunia belajar Siti kembali jelas, sama seperti masa depannya yang perlahan ia tatap lebih terang.(***)