Lintas Sumbar
  • Home
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Ekonomi
  • Ragam
  • Nasional
  • Eksos
  • Olahraga
    • Bola
    • Otomotif
  • Parlemen
  • Kesehatan
  • Pariwisata
  • Lainnya
    • Foto
    • Video
No Result
View All Result
Lintas Sumbar
No Result
View All Result

Ghirah Populisme Islam: Prabowo-Salim Lawan Tanding Sebanding Dengan Jokowi?

Selasa, 3 Desember 2019 | 13:34
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Pangi Syarwi Chaniago*

Poros koalisi Gerindra-Demokrat-PKS dan PAN harus melakukan perhitungan yang sangat cermat dan tepat agar tak kalah, menyiapkan lawan tanding yang sebanding dengan poros Jokowi sebagai “juara bertahan” yang dalam berbagai kalkulasi dan jajak pendapat lembaga survei sampai saat ini masih unggul.

BacaJuga

Yota Balad Pastikan Event Tabuik Berjalan Lancar

Camat Padang Selatan Digerebek Istri Berselingkuh dengan Staf, Walikota Padang Ambil Tindakan

Maka dari itu, kapasitas, popularitas, akseptabilitas (penerimaan publik) terhadap kandidat menjadi pertimbangan yang sangat penting, membaca trend apa yang sedang disukai dan diinginkan publik serta mampu membaca sentimen publik, lalu menerjemahkannya ke dalam keputusan politik strategis yang populis sehingga mendapat dukungan yang luas dari masyarakat.

Sentimen publik dan tren politik yang sedang melanda negara-negara muslim di seluruh dunia-termasuk Indonesia- hari ini adalah dengan menguatnya semangat (ghirah) gelombang “Populisme Islam”, sebagai varian dari populisme politik yang juga berkembang di negara-negara Barat dan juga telah sampai berkembang di Indonesia.

Polpulisme Islam telah merambah ke dalam dinamika politik nasional dan telah mengkristal menjadi sebuah kekuatan politik baru yang telah menemukan momentumnya dalam pilkada DKI Jakarta pada tahun 2017 lalu.

Populisme Islam yang menjelma menjadi salah satu kekuatan politik, kini juga ikut memainkan peranan yang cukup strategis dalam rangka menggalang kekuatan untuk mendukung atau tidak terhadap poros koalisi yang sudah terbentuk, Ijtima Ulama, GNPF 212 sebagai aksi nyata dari gerakan ini.

Rekomendasi yang dikeluarkan oleh gerakan ini menjadi pertimbangan penting, menjadikan sebagai daya tawar dan lobi (bergaining position) politik di kubu Prabowo yang semakin dinamis di tengah semakin bertambahnya partai yang bergabung dalam koalisi Prabowo.

Paket mana yang dikeluarkan sebagai hasil rekomendasi dari Ijtima’ ulama GNPF yakni Salim Segaf Al-Jufri dan Ustad Abdul Somad (UAS) adalah dua nama yang punya basis massa dan dukungan kuat di akar rumput. Salim Segaf Al-Jufri adalah Ketua Majelis Syura PKS, mantan menteri Sosial era SBY dan juga pernah menjadi duta besar RI untuk Arab Saudi dan Oman.

Tidak hanya itu, beliau juga merupakan keturunan Ulama besar Palu, Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri atau lebih dikenal dengan nama “Guru Tua ” pendiri yayasan Al-Khairaat. Beliau juga masih punya garis hubungan sangat dekat dengan Habaib dan juga dekat dengan kiyai NU, dan tokoh Muhammadiyah, cenderung lebih moderat dan mampu berkomunikasi dengan semua kelompok dan kekuatan Islam mana pun.

Oleh karena itu, penerimaan (akseptabel) terhadap sosok ini cukup luas sehingga upaya menyatukan kekuatan Islam yang menjadi agenda politik dikalangan umat Islam akan menemukan momentum yang tepat dan kian nyata.

Di sisi lain, Salim Segaf Al-Jufri juga sudah berpengalaman dalam urusan pemerintahan (punya jam terbang) dengan posisi strategis sebagai menteri sosial dan duta besar. Tentu saja menjadi modal yang sangat berharga untuk menjadi wakil presiden jika nanti beliau berjodoh dipasangkan dengan sosok Prabowo Subianto.

Rekomendasi dari ulama yang tergabung dalam GNPF ini menjadi pertimbangan yang sangat penting bagi Prabowo, jika ingin memenangkan pilpres 2019 dengan dukungan kuat dari kalangan Islam dibandingkan dengan mengambil nama lain dari kalangan nasionalis seperti AHY.

Bagaimana pun juga nama AHY masih sulit representasi (afialiasi) mengambil suara ulama. Representasi Ulama faktor determinan menentukan  yang ngak bisa dipandang remeh dalam kemenangan, disaat menguatnya sintemen popolisme Islam. Maka, Prabowo-AHY kombinasi yang kurang  menjual dan kurang tepat, karena sama-sama militer, sama-sama nasionalis, ceruk segmen Prabowo-AHY juga sama irisannya. Kita bisa bayangkan dan mudah memprediksi (forecast) simulasi pertarungan peta lama misalnya Prabowo-AHY berhadapan dengan Jokowi-Mahfud MD. Sebaliknya akan keras benturan pertarungan dan sulit diprediksi apabila Prabowo-Salim Segaf  head to head dengan Jokowi-Ma’ruf Amin.

Beliau belakangan santer menjadi bahan pemberitaan dan perbincangan publik setelah partai Demokrat menyatakan dukungannya ke Prabowo. Hal ini setidaknya bisa dilihat dengan beberapa pertimbangan. Pertama; nama pasangan Capres-Cawapres dari kubu prabowo harus mempertimbangkan kombinasi ideal (equilibrium) yakni Nasionalis-Religius untuk dapat menjangkau episentrum pemilih yang lebih luas.

Kedua; sentimen publik sebagai bentuk Populisme Islam harus direspon dengan meng-akomodasi rekomendasi dari Ijtima’ ulama sebagai representasi dari gerakan ini, sehingga gerakan ini semakin solid dan mengarahkan dukungannya kepada kandidat yang mewakili kepentingan gerakan ini.

Ketiga; upaya yang serius dari poros Jokowi untuk merangkul kalangan Islam dengan pendekatan intensif kapada para Ulama, Santri, Cendikiawan Muslim dan Ormas Islam. Jokowi ingin mengambil posisi tidak berseberangan dengan kekuatan Islam, sehingga perlahan tapi pasti Jokowi sudah berhasil memperluas basis dungannya yang tidak hanya dari kalangan ceruk segmentasi nasionalis. Jika ini tidak dibaca dengan cermat oleh kubu Prabowo maka peluang Jokowi untuk kembali memenangkan pilpres semakin terbuka lebar.

Oleh karena itu, dari beberapa pertimbangan di atas maka kombinasi Nasionalis-Religius sepertinya akan menghiasi persaingan dan kompetisi dalam pilpres 2019 mendatang. Pasangan Prabowo-Salim Segaf Al-Jufri akan menjadi lawan tanding yang sebanding, cukup keras dan sengit ujung kompetisinya. Artinya cukup merepotkan dan menyulitkan ruang gerak Jokowi dan pasangannya.

Itu bukan berarti Jokowi tak punya nama Cawapres yang cukup diperhitungkan, ada banyak nama seperti Ma’ruf Amin yang merupakan ketua MUI dan juga dekat dengan kalangan NU, ada juga nama seperti Mahfud MD dan TGB yang juga punya basis yang cukup kuat dan diperhitungkan dikalangan Islam. ***

*Pengamat Politik, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting

Tags: NasionalOpiniPemilu
ShareTweetSend

Berita Terkait

Yota Balad Pastikan Event Tabuik Berjalan Lancar

Kamis, 26 Juni 2025 | 12:11

...

Ilustrasi.

Camat Padang Selatan Digerebek Istri Berselingkuh dengan Staf, Walikota Padang Ambil Tindakan

Senin, 28 April 2025 | 07:00

...

Prihatin, John Kenedy Azis Ajak Semua Pihak Cegah Kekerasan Terhadap Anak

Minggu, 9 Maret 2025 | 11:12

...

Rahmat Saleh Minta Regulasi Gaji PPPK Diperkuat

Sabtu, 8 Maret 2025 | 10:17

...

Standar FIFA, Lapangan Dobi Sports Hub Kualitas Terbaik

Sabtu, 8 Maret 2025 | 10:12

...

DPRD Gelar Rapat Paripurna Serah Terima Jabatan Walikota Padang

Selasa, 4 Maret 2025 | 13:18

...

Inilah 18 Pasang Kepala Daerah di Sumbar yang Dilantik Prabowo

Kamis, 20 Februari 2025 | 20:41

...

PSU di 5 TPS, KPU Sumbar Jelaskan Alasannya

Kamis, 5 Desember 2024 | 19:12

...

BERITA TERKINI

Pemko dan Baznas Pariaman Berikan Bantuan RTLH kepada Drafitri

Jumat, 27 Juni 2025 | 11:34

Poltekpel Sumbar Fasilitasi Try Out Sekolah Kedinasan untuk Warga Pariaman Kurang Mampu

Jumat, 27 Juni 2025 | 11:31

Walikota Pariaman Tinjau PDU Sampah

Jumat, 27 Juni 2025 | 11:28

Pemko Pariaman Launching Program Satu Rumah Satu Hafidz

Jumat, 27 Juni 2025 | 11:25

Peringati Tahun Baru Islam, Pemko Pariaman Gelar Tabligh Akbar

Jumat, 27 Juni 2025 | 11:22

500 Santriwan/i se Kota Pariaman Ikuti Apel Akbar Didikan Subuh

Jumat, 27 Juni 2025 | 11:17

Kasus Kriminal dan Asusila Marak, Bupati Padangpariaman Duduk Bersama dengan Tokoh Masyarakat

Jumat, 27 Juni 2025 | 11:05

Pengurus GOW Padang Pariaman Periode 2025–2030 Dilantik

Jumat, 27 Juni 2025 | 11:01

Pemkab Padang Pariaman Tutup Kafe Tak Berizin

Jumat, 27 Juni 2025 | 10:58

JKA Usulkan Infrastruktur Prioritas untuk Padang Pariaman ke Kementerian PUPR

Jumat, 27 Juni 2025 | 10:54

Pimpin Rapat Strategis Pengembangan Ekonomi Daerah, Rahmat Hidayat Sebut Perlunya Intervensi Strategis

Jumat, 27 Juni 2025 | 10:51

Perantau Nagari III Koto Aur Malintang Bangun Jalan dengan Uang Pribadi

Jumat, 27 Juni 2025 | 10:47
  • Redaksi
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
www.lintassumbar.co.id

© 2023 - Developed by Sumbarweb.

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Ekonomi
  • Ragam
  • Nasional
  • Eksos
  • Olahraga
    • Bola
    • Otomotif
  • Parlemen
  • Kesehatan
  • Pariwisata
  • Lainnya
    • Foto
    • Video

© 2023 - Developed by Sumbarweb.