Bupati Padangpariaman, Ali Mukhni bersama Kepala Dinas Perhubungan, Taslim. |
Padangpariaman – Pemerintah Daerah Kabupaten Padangpariaman usulkan penggantian nama Bandara Internasional Minangkabau BIM menjadi Bandara Internasional Syeikh Burhanudin kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan.
Surat permintaan penggantian nama bandara tersebut sudah diteken oleh Bupati Padangpariaman, Ali Mukhni tertanggal 28 Mei 2018 dengan nomor surat 553/246/Dishub/V/2018.
Bupati Padangpariaman, Ali Mukhni menyebutkan usulan penggantian nama BIM tersebut disebabkan besarnya dorongan dari berbagai unsur masyarakat Sumbar yang menginginkan nama BIM menggunakan nama ulama besar Sumbar, Syeikh Burhanudin.
“Melihat banyaknya usulan dari tokoh masyarakat untuk mengganti nama BIM, maka kami menindaklanjuti dengan menyurati pemerintah pusat,” ujar Ali Mukhni kepada Lintassumbar.com Selasa, 29/5.
Surat permintaan penggantian nama BIM |
Dipilihnya nama Syeikh Burhanudin menurut Ali Mukhni sudah sangat tepat. Karena Syech Burhanudin dinilai memiliki jasa yang sangat besar membawa dan mengembangkan agama islam di Minangkabau.
Selain itu lokasi BIM yang terletak di Ketaping, Padangpariaman yang notabene merupakan daerah pertama pengembangan agama islam di Sumbar juga menjadi pertimbangan tersendiri.
Di samping itu Ali Mukhni menilai penamaan bandara lebih baik menggunakan nama pahlawan atau nama tokoh seperti yang yang lazim digunakan di berbagai daerah dan negara di dunia.
“Memang nama bandara itu seharusnya menggunakan nama tokoh atau nama pahlawan, seperti nama nama bandara yang ada di daerah lain atau di negera lain”, ujarnya.
Ditandatanganinya surat usulan penggantian nama BIM dibenarkan oleh Kepala Dinas Perhubungan Padangpariaman, Taslim. Surat tersebut kemudian akan dikirimkan ke Kementerian Perhubungan.
“Sudah diteken, kemudian Rabu, 30/5 kita kirimkan ke Kementerian Perhubungan”, ujarnya.
Syeikh Burhanuddin adalah ulama yang berpengaruh di Minangkabau sekaligus ulama yang menyebarkan islam di kerajaan Pagaruyung. Selain itu ia terkenal sebagai pahlawan pergerakan islam melawan penjajahan VOC. Ia juga dikenal sebagai ulama sufi pengamal (Mursyid) Tarekat Syatariah di Minangkabau.
Atas jasa dan perjuangan menyebarkan Islam di Sumatera Barat, hingga saat ini makam Syeikh Burhanuddin mendapat perhatian besar dari para peziarah, terutama oleh para jama’ah Tarekat Shatariyah. Peziarah tidak hanya datang dari dalam negeri, namun juga dari luar negeri. Menurut tradisi setempat, ziarah tersebut disebut Basapa atau “bersafar serempak bersama puluhan ribu orang”, karena dilakukan setiap hari Rabu, tanggal 10 Shafar. (Fadhil)
Komentar