Kondisi banjir di salah satu jalan utama kota Padang, Rabu, 8/7.
Lintassumbar.id – Kota Padang dikepung banjir sejak Rabu siang, 8/7. Beberapa sudut kota Padang terendam air, tidak terkecuali di jalan jalan protokol yang baru saja selesai dibangun perbaikan drainase dan trotoar, seperti di Jalan Khatib Sulaiman, Jalan Joni Anwar, Jalan Ratulangi, Jalan S Parman, kawasan Alai, Andalas dan Belanti. Banjir tersebut menyebabkan lumpuhnya aktifitas ekonomi dan arus transportasi di kawasan tersebut.
Pengamat politik ekologi, Edi Indrizal menilai kondisi tersebut disebabkan lemahnya perencanaan dan tata kota yang dibuat oleh Pemko Padang.
“Ini diakibatkan lemahnya perencanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Pemko Padang, lebih ironisnya banjir justru terjadi di titik yang baru saja dilakukan perbaikan gorongan dan trotoar, yang menghabiskan dana puluhan milyar rupiah,” ujar Edi Indrizal saat dihubungi lintassumbar.id, Kamis, 9/7.
Edi menambahkan kondisi Kota Padang sekarang sangat buruk, hal ini terlihat dari mudahnya Kota Padang kebanjiran meskipun hanya diguyur hujan 3 sampai 4 jam saja.
“Kondisi sekarang bahkan lebih buruk daripada masa kepemimpinan Mahyeldi-Emzalmi,” terang dosen Universitas Andalas ini.
Ia berharap duet kepemimpinan Mahyeldi-Hendri Septa fokus terhadap pembenahan tata kota disertai kajian dan perencanaan matang sebelum melakukan sebuah pembangunan.
“Diharapkan Mahyeldi-Hendri Septa bisa otokritik berbenah lebih fokus dalam membangun kota ini, jangan asal bangun saja, namun harus punya perencanaan serta pengawasan di lapangan guna menjamin hasil kwalitas pekerjaan,” harap Edi.
Tahun 2019 lalu Dinas PUPR Kota Padang baru saja melakukan pembangunan pembetonan dan rehabilitasi trotoar sepanjang 8,8 kilometer yang tersebar di sejumlah titik di Kota Padang. Diantaranya Jalan Khatib Sulaiman, Jalan Beringin Raya, Gajah Mada dan Jalan Proklamasi.
Kemudian Jalan Agus Salim, Jalan MT Thamrin, Jalan Kampung Nias, Jalan Veteran, serta Jalan Andalas. Pekerjaan tersebut menelan anggaran sekitar Rp.12 miliar.
Pembetonan trotoar tersebut tentu saja membuat jalur hijau di kawasan pusat kota Padang menjadi berkurang. Akibatnya jika hari hujan lebat, beberapa ruas jalan utama tersebut menjadi tampungan banjir. (Fdl)