Lintassumbar.id – 3 kepala keluarga warga kandang Aur Simpang Rumbio Kota Solok dipaksa “angkat kaki ” oleh si pemilik rumah kontrakan karena perbedaan pilihan dalam mendukung calon kepala daerah di Pilkada.
Informasi yang diperoleh di lapangan, 3 KK yang mendapatkan tekanan dari pemilik tanah kontrakan terkait perbedaan pilihan itu kini telah menempati kontrakan baru setelah Sabtu malam, Minggu 5 Desember 2020 dibantu masyarakat setempat mengosongkan rumah.
Banyak pihak yang menyayangkan kejadian di balik pemasungan kebebasan dalam berdemokrasi tersebut.
“Kami didatangi oleh pemilik bangunan rumah, ia mengatakan kalau kami tidak pindah dalam dua hari bangunan akan dibongkar oleh si pemilik tanah. Alasannya hanya karena beda pilihan (mendukung Paslon). Saya korban politik, hanya karena perbedaan pilihan saja,” ujar Misriyanto salah satu korban.
Menurutnya, ada tawaran dari si pemilik kontrakan, jika ia memilih Paslon yang sesuai dengannya (pemilik tanah) yang mendukung paslon nomor 4, maka mereka tidak diusir.
Lebih jauh, ia dan tetangga satu kontrakan merupakan pendukung calon nomor urut 2.
“Tetangga saya yang satu lagi aman, tidak diusir karena KTP nya Kabupaten (beda hak pilih), jadi aman dia,” ucapnya.
Lanjutnya, ia sudah 3 tahun tinggal di rumah tersebut, tapi tidak ada masalah sebelumnya.
“Kami yang menempati kontrakan ini tak kenal dengan pemilik tanah, saya hanya tau hanya si pemilik bangunan. Pemilik tanah dan pemilik bangunan ini kan berbeda, jadi pemilik bangunan ini sewa tanah dan membangun rumah kontrakan, jadi kami sewa rumah ke pemilik bangunan,” katanya.
Misriyanto mengaku saat ini sudah mendapat bantuan rumah kontrakan lain termasuk untuk dua tetangga.
“Alhamdulillah kami ada yang bantu mencarikan rumah yang lain, meski tidak lagi berdekatan atau tetanggaan lagi karena rumah yang kami dapat ini beda-beda lokasi. Yang penting ada rumah, karena mayoritas pekerjaan kami di sini hanya pedagang, ada juga yang serabutan,” ucapnya.
Ketua RT setempat Yurizal mengatakan, ada 3 keluarga yang pindah dari rumah di wilayahnya itu. Namun, ia tidak mengetahui secara rinci penyebab keluarga itu pindah.
“Yang saya ketahui mereka memang pindah, desas desusnya yang saya dengar masalah Pilkada,” Tutupnya. (Ilham)
Komentar