Padangpariaman – Untuk memacu pembangunan daerah, diperlukan harmonisasi. Antara eksekutif dan legislatif, serta dukungan dari berbagai elemen masyarakat dan stakeholder.
Selama ini, itulah yang dilakukan (Aciak) Suhatri Bur. Sebagai bupati, ia menjadikan lembaga legislatif sebagai mitra sejajar. Bukan lembaga setingkat SKPD.
Ia sadar betul pentingnya saling mengisi, diskusi dan bermufakat untuk membangun Padangpariaman ke arah yang lebih baik.
Ia tidak anti kritik. Ide, gagasan dan masukan ia terima dari berbagai arah. Yang baik, rasional, akan ia tampung dan realisasikan.
Yang sekadar saran, masukan tidak masuk akal, tidak ia bantah. Justru akan diluruskannya, sehingga ikut menambah wawasan kawan diskusinya. Bukan mematahkan, apalagi menggurui lawan bicara.
Inilah kelebihan mantan Ketua Baznas Padangpariaman itu. Bukti ia memiliki kecerdasan emosional di atas rata-rata.
Peran itu terus dilakukannya hingga saat ini. Ia selalu merawat silaturahmi dengan anggota DPRD Padangpariaman, baik yang terpilih maupun yang tidak terpilih.
Baginya, silaturahmi dan jembatan hati yang sudah lama terjalin, akan tetap terjaga. Ia selalu cair berdialog. Tidak monolog. Ia pendengar yang baik. Ucapannya mengalir, tidak dipoles-poles kayak politisi sebelah.
Meski orang nomor satu di Padangpariaman ini merupakan salah satu bupati paling berprestasi di Indonesia, ia selalu berupaya mensejajarkan dirinya dengan kawan diskusinya. Tidak membangga-banggakan diri apalagi klaim sana-sani, kayak politisi sebelah. Apalagi dengan masyarakat yang dipimpinnya. Tidak ada jarak dan sekat sama sekali. (OLP)
Komentar