Bupati Padang Pariaman, Ali Mukhni. |
Padang Pariaman — Pemerintah Padang Pariaman surati Angkasa Pura II dan seluruh maskapai penerbangan yang melayani rute ke provinsi Sumbar via Bandara Internasional Minangkabau (BIM) agar penyebutan BIM yang selama ini disebut berada di Padang diganti dengan di Padang Pariaman. Pasalnya selama ini pramugari ketika take off dan landing selalu menyebut BIM di kota Padang, bukan di Padang Pariaman.
Sembilan maskapai yang disurati yakni maskapai Garuda, Sriwijaya, Lion Air, Citilink, Travel Ekspres Air, Batik Air, Wings Air, Susi Air dan Air Asia.
Surat Bupati Padang Pariaman kepada Angkasa Pura II dan maskapai. |
Bupati Padang Pariaman, Ali Mukhni menyebut Pemerintah dan masyarakat Padang Pariaman merasa keberatan dengan penyebutan selama ini yang menyebut BIM berlokasi di Padang. Padahal lokasi Bandara yang dibangun tahun 2002 tersebut sepenuhnya terletak di Nagari Ketaping, Kabupaten Padang Pariaman.
“Banyak masyarakat yang protes kepada saya selama ini, mengapa BIM disebut berada di Padang, bukan di Padang Pariaman”, ujar Ali Mukhni didampingi Kadis Perhubungan, Taslim di salah satu hotel di kawasan Ketaping, Rabu 21/2.
Ali Mukhni mengungkapkan kesalahan penyebutan tersebut membuat masyarakat Padang Pariaman merasa dirugikan. Pasalnya masyarakat Padang Pariaman sudah mengorbankan lahan mereka untuk pendirian bandara tersebut.
“Padahal masyarakat Ketaping sudah menyerahkan tanah untuk pembangunan bandara tersebut, namun yang mendapat nama malah Kota Padang”, ujarnya.
Ali Mukhni Berharap agar seluruh maskapi dan Angkasa Pura II dapat mengindahkan himbauan tersebut, sehingga tidak menimbulkan keresahan bagi masyarakat Padang Pariaman. (Fadhil)
Komentar