Bandara Internasional Minangkabau. (Foto: istimewa) |
Ketua DPP Majelis Dzikir Babusssalam Indonesia, Boy Lestari Datuak Palindih, mendukung rencana Pemerintah Padang Pariaman mengusulkan perubahan nama Bandara Internasional Minangkabau (BIM) menjadi Bandara Internasional Syeikh Burhanudin. Hal tersebut disampaikannya saat pertemuan dengan Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni, di Hotel Buana Lestari, Ketaping, Rabu, 21/2.
Boy Lestari Dt. Palindih saat pertemuan dengan Bupati Padang Pariaman di Hotel Buana Lestari, Ketaping, 21/2. |
Menurut Ketua Gebu Minang Sumbar tersebut nama sebuah bandara sebaiknya menggunakan nama tokoh atau pahlawan yang telah berjasa besar terhadap daerah, seperti halnya di daerah lain. Ini sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasa tokoh tersebut.
“Coba lihat Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Hang Nadim di Pekanbaru, Bandara Ngurah Rai di Bali. Semuanya menggunakan nama pahlawan mereka. Nama Bandara Internasional Minangkabau ini aneh, mungkin satu satunya di dunia bandara yang menggunakan nama etnis” ujar mamak Kapolri tersebut.
Untuk itu Boy Lestari sangat mendukung upaya masyarakat untuk mengganti nama BIM menjadi Bandara Internasional Syeikh Burhanudin, merujuk nama ulama besar penyebar agama islam di Minangkabau.
Boy Lestari Menilai nama Syeikh Burhanudin sangat layak diabadikan menjadi nama Bandara pengganti nama BIM saat ini. Pasalnya Syeikh Burhanudin merupakan ulama terbesar milik Minangkabau yang mendunia yang berjasa besar membawa dan menyebarkan agama islam di ranah minang. Sehingga Syeikh Burhanudin bukan hanya milik Padang Pariaman, namun juga milik Sumatera Barat.
“Jasa Syeikh Burhanudin untuk Sumbar tidak main main, dialah yang membawa dan menyebarkan agama islam di Minangkabau, bahkan hingga negara tetangga, beliau juga pejuang pada masa penjajahan VOC, jadi Syeikh Burhanudin bukan hanya milik Pariaman”, ujar mamak orang Sikumbang tersebut.
Kemudian ini juga didukung dengan fakta Bandara tersebut terletak di wilayah Kabupaten Padang Pariaman, tanah kelahiran Syeikh Burhanudin, sehingga sangat wajar bandara yang dibangun tahun 2002 tersebut dinamai dengan nama Syeikh Burhanudin.
Boy Lestari bersama Presiden Jokowi beberapa waktu lalu. (Foto: Istimewa) |
Menanggapi dukungan tersebut, Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni mengungkapkan, dirinya bersama tokoh masyarakat dan tokoh agama Sumatera Barat siap memperjuangkan perubahan nama BIM tersebut. Sebelumnya ia sudah mulai melakukan pembicaraan secara lisan dengan Menteri Perhubungan terkait prubahan nama bandara tersebut. Perbicaraan itu akan ditindaklanjuti dengan mengirim surat kepada Presiden untuk meminta persetujuan.
Burhanuddin Ulakan Pariaman atau dikenal dengan sebutan Syeikh Burhanuddin Ulakan (lahir tahun 1646 di Sintuk, Sintuk Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman, adalah ulama yang berpengaruh di Minangkabau sekaligus ulama yang menyebarkan Islam di Kerajaan Pagaruyung. Selain itu ia terkenal sebagai pahlawan pergerakan Islam melawan penjajahan VOC. Ia juga dikenal sebagai ulama sufi pengamal (Mursyid) Tarekat Shatariyah di daerah Minangkabau, Sumatera Barat. (Fadhil)