Ketua tim penilai Dahnil Aswat bersama Kadis DPMPTP Padangpariaman, Hendra Aswara |
Pariaman – Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu dan Perindustrian DPMPTP Kabupaten Padang Pariaman masuk lima besar dalam Kompetisi Pelayanan Prima dan Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Provinsi 2018.
Adapun lima besar layanan publik tersebut yaitu RSAM Bukittinggi, Disdukcapil Kota Padang Panjang, DPMPTSP Kabupaten Agam, Puskesmas Padang Pasir Kota Padang dan DPMPTP Kabupaten Padang Pariaman.
Ketua Tim Penilai Dahnil Aswad mengatakan penilaian kompetisi terdiri dari kriteria penilaian antara lain Pertama, Profil Unit Kerja Pelayanan Publik (UKPP) yang meliputi Visi dan Misi, Motto, Maklumat/Janji Layanan, Standar Operasional Prosedur (SOP), Sistem Pengelolaan Pengaduan Masyarakat, Pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) dan Standar Pelayanan. Kedua, Sumber Daya Manusia (SDM) UKPP yang terdiri dari Data personil UKPP, Pedoman Sikap dan Perilaku Pegawai, Upaya Peningkatan Disiplin Pegawai dan Upaya peningkatan Kompetensi serta Keterampilan Pegawai.
Ketiga, Sarana dan Prasarana terdiri dari Sarana dan Prasarana yang dimiliki saat ini dan Sarana dan Prasarana yang belum dimiliki. Keempat, Inovasi Pelayanan Publik terdiri Sekilas Inovasi terkait Tata Kelola Pelayanan. Inovasi terkait Teknologi dan Komunikasi, Inovasi terkait Perbaikan Kesejahteraan Sosial dan Inovasi terkait Pelayanan Langsung kepada Masyarakat.
“Kelimanya punya peluang yang sama untuk menjadi yang terbaik, tim akan mengevaluasi untuk menentukan yang juaranya,” kata Dahnil usai melakukan penilaian di DPMPTP Padang Pariaman, Kamis (12/7).
Ditambahkannya bahwa kepala dinas hingga staf di DPMPTP mengetahui tugas pokok dan fungsinya. Inovasi yang ada juga diketahui oleh seluruh staf. Artinya, setiap program dan kegiatan tersosialisasi dengan baik oleh atasan.
“Tadi saya interview dengan staf di front office, seolah menjadi masyarakat yang sedang mengurus izin. Mereka bisa menjelaskan dengan baik dan bisa dipahami,” ujar Ketua YLKI Sumbar itu.
Sementara Kadis DPMPTP Hendra Aswara mengatakan bahwa inovasi di instansinya berbeda dengan kabupaten dan kota di Sumatera Barat. Bahkan inovasi yang pertama ada diterapkan dalam pengurusan perizinan. Ada tiga inovasi yang menjadi unggulan yaitu AJEP PAPA (Antar Jemput Perizinan Padang Pariaman), Perizinan berbasis Android, SEJATI (Sehari jadi Gratis), Weekend Service dan Data perizinan berbasis NIK (Nomor Induk Kependudukan).
Inovasi AJEP sangat berdampak terhadap kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara signifikan. Pada tahun 2015, target PAD retribusi IMB hanya 400 juta. Kemudian tahun 2016 target 450 juta dan tahun 2017 ditargetkan sebesar 500 juta. Saat AJEP PAPA diluncurkan pada awal tahun 2018, target PAD sebesar 1,5 Milyar telah tercapai.
“Alhamdulillah, dalam enam bulan target Retribusi IMB telah tercapai hampir 100 persen. Artinya, program AJEP PAPA layak ditiru untuk peningkatan PAD di kabupaten dan kota di Sumbar,” ujar jebolan STPDN Angkatan XI itu.
Layanan DPMPTP banyak mendapat apresiasi oleh masyarakat, pengusaha dan Pemerintah Daerah sehingga layak menjadi salah satu yang terbaik di Sumbar. Dalam dua tahun terakhir terjadi perubahan pesat terhadap layanan. Mulai dari gedung kantor yang nyaman seperti hotel, Sumber daya manusia yang ramah dan terampil dan penerapan teknologi informasi dalam pelayanan. Dalam penilaian kompetisi pelayanan prima dan inovasi pelayanan publik tingkat Provinsi 2018, DPMPTP punya peluang besar menjadi yang terbaik di Sumbar.
“Kita punya kebiasaan, memulai kegiatan di pagi hari dengan sholat Dhuha. Karena Allah adalah pemberi solusi, kalah atau menang bukanlah soal. Yang penting masyarakat menikmati layanan kami, pengusaha nyaman berusaha dan PAD meningkat setiap tahunnya. Yang menang berarti diridhoi Allah SWT,” ujar peraih Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2015 yang lalu. (Tim)
Komentar