Padangpanjang— Setelah melalui proses penggodokan yang melibatkan unsur mahasiswa dan dosen, akhirnya Jurusan Fotografi ISI padangpanjang selaku tuan rumah TKMFI 2018 menelurkan tema “Kesaksian Satu Indonesia”. Tema ini berangkat dari situasi kebangsaan yang kini tengah menggejala di negeri pertiwi.
Ketua panitia Indra Arifin mengatakan, tema tersebut diangkat untuk memberi nilai lebih dari kegiatan yang berskala nasional ini.
“Melalui tema ini, kita ingin membantah sejumlah pandangan yang mengatakan bahwa Indonesia sekarang sedang darurat persatuan. Suasana yang memanas di media sosial dan sejumlah insiden di lapangan memang menjentik rasa nasionalisme kita sebagai sebuah bangsa. Tapi bukan berarti kita harus pesimis. Indonesia masih baik-baik saja, itu yang ingin kami sampaikan disini,” katanya.
Fotografi diyakini akan cukup mumpuni sebagai media yang dapat menguatkan optimisme tersebut. “Sejalan dengan tema ini, berbagai bentuk kegiatan akan kita arahkan supaya dapat sesuai dengan maksud pembangunan optimisme tersebut,” kata Indra.
Ia mencontohkan dalam mata acara pameran. Ivan, coordinator pameran menjelaskan, agar selaras dengan tema maka para peserta yang merupakan mahasiswa prodi fotografi dari sejumlah perguruan tinggi seni dan non seni tersebut diharuskan mengirimkan foto yang berkenaan dengan persatuan. Uniknya, panitia mengharuskan para peserta mengirim foto yang memotret kehidupan diaspora suku bangsa berbeda di daerah mereka.
“Jadi, misalnya kawan-kawan peserta itu ada yang tinggal di jawa, etnis yang harus mereka foto itu bukan etnis jawa juga. Tetapi etnis lain seperti Batak, Minang, atau Toraja yang tinggal di daerahnya. Disitu diharapkan akan tampak betapa sebagai sebuah bangsa kita cukup besar untuk menerima perbedaan,” sebutnya.
Dilanjutkan, foto-foto yang akan dipamerkan tersebut, diharapkan dapat mewujudkan tampilan yang membangun rasa optimis bagi mereka yang melihatnya. “Kita sudah lihat banyak contoh ketika foto kebersamaan di tengah keberagaman diunggah di media sosial. Betapa foto-foto itu mendapat banyak respon positif karena turut mendinginkan situasi, memicu rasa nasionalisme sekaligus menghantarkan pesan mendalam tentang kemanusiaan,” katanya.
Kampanye tentang optimisme satu bangsa tidak hanya akan berhenti sepanjang acara saja. Ketua Jurusan Fotografi Ezu Oktavianus mengatakan, sejumlah foto yang terkumpul dalam pameran akan terus di publish di media sosial, untuk mengkampanyekan persatuan bangsa.
“Kamera adalah alat kesaksian yang dapat menghadirkan bukti otentik tentang betapa masih relevannya wacana kebangsaan menembus tantangan zaman. Siapa saja, dapat melihat foto itu di akun media sosial panitia meski acara telah selesai. Bisa juga menggunakannya untuk kepentingan membangun persatuan, semisal untuk foto penghantar pendidikan di sekolah-sekolah dan lain sebagainya. Intinya kita ingin bilang, jangan percaya Indonesia retak, tapi yakinlah kita takkan pernah bisa dipecah. Selama kita yakin, kita bisa mempertahankan persaudaraan ditengah kebhinekaan yang sudah diwariskan turun temurun ini” katanya.
TKMFI direncanakan akan digelar pada 3-5 Oktober 2018 dan berpusat di kampus Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Agenda acara antara lain diskusi, workshop, pameran dan hunting. (Fadhli)
Komentar