Lintassumbar.id – Forum Batajau Seni Piaman yang hari ini namanya kian dikenal sebagai sebuah gerakan kesenian berbasis ivent turut terdampak Covid 19. Dengan situasi dimana keramaian tidak diizinkan, gerakan ini lebih banyak mengerjakan pekerjaan sosial, terutama dalam penyediaan APD bagi tenaga medis. Dan tiba-tiba kini di masa new normal muncul kabar kalau Forum yang diketuai Ajo Wayoik ini mendirikan perusahaan.
Koordinator bidang Usaha Arizona membenarkan kabar tersebut. “Ya, kita memang sedang menyiapkan pendirian perusahaan. Badan ini nantinya akan berupa Perseroan Terbatas atau PT,” katanya.
Ini merupakan hal baru bagi sebuah pergerakan seni. “Kami sadar ini merupakan hal baru. Tapi insyaallah kami juga tidak gagap. Karena, sebagian dari kami adalah pengusaha juga, terutama salah seorang pembina dan donatur,” katanya.
Tidak tanggung-tanggung, perusahaan ini nantinya akan dibimbing oleh sebuah perusahaan lokal yang produknya sudah berkembang di pasar nasional.
“Ekspektasi kami masih di atas kertas. Tapi itu akan kita capai pelan-pelan, yang jelas saat ini kami bersyukur banyak pihak yang peduli. Sponsor kita juga akan menjadi investor di perusahaan ini,” katanya.
Ketika ditanya akan bergerak di bidang apa, Arizona santai menjawab akan tetap di bidang seni juga.
“Jadi selama ini kendala di kelompok-kelompok seni kita di Sumatera Barat ini sebenarnya kan persoalan manajerial dan pemasaran. Itu yang kita tata dalam perusahaan ini. Nantinya, perusahaan akan terkait dengan setiap sanggar yang ada di Forum Batajau Seni. Saling mendukung, itu intinya,” katanya.
Tujuan pendirian perusahaan kata Arizona adalah untuk mewadahi berbagai kreatifitas menuju wilayah komersil.
“Jadi nanti kita akan bergerak di bidang event organizer, art management, pengadaan alat kesenian dan lain sebagainya. Itu tujuannya untuk memberdayakan para seniman kita. Sehingga ke depan kita berharap tidak ada lagi yang pesimis seolah-olah tak bisa hidup dari kesenian,” sebutnya.
Sementara itu, Ajo Wayoik menegaskan keberadaan perusahaan ini nantinya tidak akan mempengaruhi sifat sosial dari setiap kegiatan inti Batajau Seni Piaman.
“Kita sudah belajar menggarap sejumlah ivent yang notabene bersifat proyek karena diselenggarakan oleh instansi tertentu dengan pagu anggaran tertentu. Dan alhamdulillah klien kita puas. Karena itu kita masuk ke ranah yang lebih profesional lagi sekarang,” katanya.
Sementara, terang Ajo Wayoik, kegiatan inti berupa penggarapan ivent di nagari-nagari tetap akan berlangsung sebagai tanggung jawab sosial.
“Jadi ivent per nagari nantinya akan tetap dihelat, tanpa pertimbangan komersil. Sementara perusahaan akan menggarap ivent-ivent yang memang bersifat komersil seperti promo produk, sosialisasi instansi, bahkan hingga kegiatan kepariwisataan bila memang diajak berkolaborasi oleh korporasi yang beergerak di bidang itu,” sebutnya.
Jadi, terang Fadhli pihak pemerintahan nagari, korong, atau kelompok masyarakat yang ingin di nagarinya ivent Batajau Seni digelar tidak perlu pula cemas.
“Malah tolok ukur kita kepada setiap seniman yang akan dilibatkan di proyek komersil adalah seberapa gigih mereka berkarya di kegiatan inti di nagari-nagari yang notabene bersifat sosial,” katanya.
Ditanya soal perusahaan mana yang menjadi “bapak angkat” bagi perusahaan yang didirikan Forum batajau Seni Piaman nantinya, Ajo Wayoik Cuma senyum kecil.
“Yang jelas bukan Wayoik! Karena kami cuma UMKM. Ini ada perusahaan yang berisi orang-orang baik yang peduli dengam kita selama ini. Insyaallah semua demi kemajuan seni budaya kita,” katanya. (rilis)