Walikota Sawahlunto Deri Asta (baju biru) menghadiri forum internasional di Cina 31/10. |
Sawahlunto – Sasar pengembangan wisata kota tua yang berkelanjutan, pemerintah Sawahlunto mengikuti pertemuan para ahli kota tua se Asia Pacifik, yang diselenggarakan di Suzhou Cina.
Walikota Deri Asta hadir dalam pertemuan bersama para ahli bereputasi internasional dalam Organization World Heritage Cities (OWHC) bertajuk “3rd OWHC Asia – Pacific Regional Conference for World Heritage Cities”, yang berlangsung sejak 28 Oktober hingga 2 November nanti.
Keikutsertaan Sawahlunto di ajang OWHC tersebut, diyakini akan dapat berbagi informasi dan menyamakan persepsi terkait pengembangan kota tua.
Dengan mengikuti pertemuan tingkat Asia – Pasifik itu, maka akan banyak referensi baru yang didapat untuk pengelolaan kawasan kota tua nantinya. Sawahlunto sendiri merupakan salah satu kota tua peninggalan bersejarah di Indonesia.
Walikota Deri Asta, dijadwalkan akan mengekspose tentang bagaimana kota tua Sawahlunto dan bagaimana mengelolanya. Kemudian juga saling berbagi informasi dan referensi dengan para peserta lain.
Kepala Seksi Peninggalan Bersejarah Dinas Kebudayaan, Peninggalan Bersejarah dan Permuseuman Rahmat Gino, yang turut mendampingi Walikota Sawahlunto mengatakan, Walikota Deri Asta akan melakukan ekspose di hadapan forum tersebut, Rabu (31/10) waktu setempat.
Presentasi yang disampaikan terkait “Sawahlunto Kota Wisata Tambang Yang Berbudaya”.
“Jadwalnya hari ini, Walikota akan memberikan ekspose terkait sejarah penambangan batu bara, berhentinya penambangan tersebut, pasca tambang, kemudian kaitan dengan visi kota,” ujar Gino.
Selanjutnya langkah-langkah pelestarian, bagaimana kemudian Sawahlunto sebagai daerah bekas tambang bisa masuk nominasi warisan dunia. Sampai kemudian pada tantangan apa yang dihadapi.
Untuk tantangan yang dihadapi Sawahlunto saat ini yaitu pengunjung yang menginap dan berbelanja di Sawahlunto secara persentase masih rendah, sehingga dampak ekonomi bagi masyarakat belum terlalu terasa.
“Tantangan di Sawahlunto, yang juga akan disampaikan pak wali besok adalah soal masih rendahnya pengunjung yang menginap di Sawahlunto sehingga untuk aktivitas belanja pengunjung pun masih belum terlalu signifikan untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi,” sebut Gino melalui kontak WhattApp.
Dalam forum saat ini, Rahmat Gino mengatakan kehadiran Sawahlunto mendapatkan tanggapan yang sangat positif.
“Antusias. Para peserta lain antusias menanggapi Sawahlunto. Apalagi para ahli terkait di bidang kota tua, mereka banyak meminta informasi tentang Sawahlunto,” ungkap pria kelahiran 21 September 1979 itu.
Hal itu, menurut Gino menunjukkan bahwa potensi wisata kota tua Sawahlunto untuk dijual ke level internasional terbuka lebar.
“Semoga dengan mengikuti ajang forum diskusi ini semakin memperbesar peluang kota tua kita dikenal dunia,” harapnya.
Dari Indonesia, Rahmat Gino menyebut bahwa ada dua kepala daerah yang mengikuti OWHC di China ini, yaitu Walikota Sawahlunto, Sumbar dan Walikota Denpasar, Bali.
Hebatnya lagi, keberangkatan Walikota Sawahlunto bersama pendamping untuk ekspos kota tua di Cina, dibiayai penyelenggara.(Humas)