Lintassumbar.id – Pasca new normal kunjungan ke Istano Basa Pagaruyung kini mulai ramai kembali. Objek wisata andalan Sumbar itu kini mengadaptasi kebiasaan baru melalui penerapan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat.
Ini dilakukan oleh pihak pengelola kepada semua petugas dan pengunjung yang berada di sekitar Istana Pagaruyung. Hal ini ditujukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di lingkungan objek wisata budaya tersebut.
Beberapa petugas, pelaku usaha maupun pedagang kecil yang tiap hari mencari nafkah di sana mengatakan pihak pengelola memang memperketat protokol kesehatan Covid-19.
Saat ditemui di lokasi objek wisata Pagaruyung Sabtu (25/07/2020), Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Istano Basa Pagaruyung, Ridwan mengakui protokol kesehatan Covid-19 wajib untuk semua pengelola dan petugas dalam menghadapi adaptasi kebiasaan baru.
“Kita memang wajibkan kepada semua petugas, pedagang dan wisatawan untuk patuhi protokol kesehatan, seperti pengecekan suhu tubuh, memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak. Bahkan untuk antisipasi sudah dilakukan tes Swab terhadap seluruh petugas, Alhamdulillah semua negatif,” kata Ridwan.
Ridwan mengatakan selaku pengelola menyampaikan kesiapannya untuk menerima kunjungan wisatawan.
Namun dilakukan pembatasan jumlah pengunjung sekitar 40 orang (bergantian dalam lokasi) untuk menghindari kerumunan yang berpotensi menjadi penularan Covid-19. Meski demikian jumlah kunjungan harian masih begitu sepi dibanding sebelum Pandemi Covid-19.
“Kunjungan wisatawan turun 70% lebih, saat ini yang datang hanya wisatawan lokal atau wisata keluarga,” jelas Ridwan.
Sementara beberapa pelaku usaha yang ditemui mengatakan bahwa sejak Covid-19 merebak pendapatan mereka jauh menurun dari sebelumnya. Salah satunya adalah Busri yang merupakan fotografer dari Persatuan Fotografer Istano Basa Pagaruyung. Ia mengakui pendapatannya jauh menurun dibandingkan sebelum adanya Pandemi Covid-19.
“Sepi, sebelum Corona biasanya berkisar 200 hingga 300 ribu per hari, sekarang paling berkisar 10 sampai 30 ribu saja,” terang Busri.
Hal senada juga diungkapkan petugas penyewaan baju adat Yunisma yang bercerita bahwa dampak Covid-19 bagi mereka sangat besar. Hal ini terlihat dari sepinya peminat yang ingin menyewa baju adat dari sebelumnya.
“Biasanya yang menyewa baju adalah pengunjung dari luar, seperti Malaysia tetapi semenjak Corona pengunjung luar sudah tidak ada lagi berkunjung kesini,” ujar Yunisma.
Busri, Yunisma dan seluruh pedagang yang menggantungkan usaha di Istano Basa Pagaruyung sangat berharap Covid-19 segera berlalu dan pariwisata di Tanah Datar bisa kembali menggeliat dan ekonomi masyarakat secepatnya segera pulih. (RYH/MMC DiskominfoSB)
Komentar