Lintassumbar.id – Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat apresiasi Padang Pariaman yang berkomitmen dalam aksi kesehatan masyarakat. Ini terlihat dari aktifnya puskesmas di Padang Pariaman melakukan sosialisasi maupun pembinaan kesehatan terhadap masyarakat.
“Program posyandu tetap jalan dan tingginya kepercayaan masyarakat untuk membawa balita mereka ke posyandu,” ujar Mismaini Nur, Kasi KesMas Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat saat menyajikan materi dalam Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Aksi Konvergensi Stunting dalam Upaya Percepatan Penurunan dan Penanganan di Padang Pariaman, 30/7.
Lebih lanjut Mismaini Nur mengatakan Stunting itu berawal dari seorang ibu hamil yang bermasalah sampai masa 1000 hari pertama kehidupan, makanya pencegahan Stunting harus dimulai dari memperhatikan serta memenuhi gizi ibu yang sedang hamil dan menjaga keasehatan si bayi sampai dia berusia dua tahun atau 1000 hari pertama kehidupan,” ujarnya memaparkan.
Smeentara itu Nurhayati Mila Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Padang Pariaman mengatakan kegiatan Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Aksi Konvergensi Stunting ini dilaksanakan untuk menindaklanjuti ditetapkannya Padang Pariaman sebagai Lokus Stunting 2021 berdasarkan Surat Keputusan Mentri Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor Kep. 42/M.PPN/HK/04/2020 tentang Penetapan perluasan Kabupaten/kota Lokasi Fokus Intervensi Penurunan Stunting terintegrasi tahun 2021.
Mila menambahkan Dinas Kesehatan gerak cepat dengan lebih awal mengadakan Rapat Koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah lintas sektor terkait.
“Kita juga mengundang ketua organisasi terkait, Camat kecamatan Lokus Stunting, agar kita bisa menyamakan persepsi dalam upaya pencegahan dan penanganan Stunting di Kabupaten Padang Pariaman serta menyusun upaya strategis lainnya,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Yutiardy Rivai Kepala Dinas Kesehatan Padang Pariaman mengungkapkan dirinya tidak ingin keteteran dan terdesak oleh waktu saat menjalankan program ini.
“Padang Pariaman ditetapkan sebagai kabupaten Lokus Stunting memang untuk tahun 2021 namun kita sudah star mulai dari sekarang dan kita sudah siapkan data-data yang lengkap. Karena data sudah ada, daerah Lokus Stunting juga sudah kita petakan, maka mulai Januari 2021 kita langsung aksi,” ungkap mantan Kadis KB ini.
Yutiardy berharap permasalahan Stunting bisa diselesaikan bersama-sama dengan istilah keroyok bersama.
“Upaya akselerasi pencapaian MDGs tidak mungkin hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja, akan tetapi harus bermitra dengan stakehorders yang terkait yang memiliki peran dan tanggungjawab yang sama besar dan pentingnya. Bahkan dukungan penganggaran/pembiayaan dan regulasi dari legislatif pusat dan daerah, konsistensi implementasi di tingkat lokal sangat penting, bahkan keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan,” terangnya.
“Mari berdayakan Rumah Desa Sehat sebagai sekretariat bersama dalam Konvergensi Pencegahan Stunting di tingkat desa atau nagari” ujarnya berharap.(MHK)