Lintassumbar.co.id – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengakui warisan budaya religi “Basafa” di kawasan makam Syech Burhanuddin Ulakan Ulakan Tapakis, Padangpariaman.
Piagam penghargaan tersebut diserahkan oleh Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi, atas nama menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang diterima oleh Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur, di Padang, Rabu, 24/3.
Tradisi Basapa atau bersafar adalah aktivitas berziarah yang dilakukan oleh umat lslam di komplek makam Syekh Burhanuddin setiap tahunnya.
Dinamakan dengan Basapa karena kegiatan ini hanya dilaksanakan pada bulan Safar tahun hijriyah dan bertepatan dengan meninggalnya Syekh Burhanuddin pada hari Rabu 10 Syafar tahun 1116H atau 1704 M di Ulakan.
Tradisi ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Pariaman. Basapa dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih terhadap Syekh Burhanuddin, atas keberhasilannya mengembangkan ajaran Islam di Minangkabau.
Ribuan orang mendatangi lokasi Basapa setiap tahunnya. Hal ini membuat Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman menjadikan Basapa sebagai wisata ziarah.
Penziarah tidak hanya datang dari berbagai daerah di Sumatera Barat (Sumbar), para peziarah juga datang dari luar Sumbar seperti Teluk Kuantan, Riau bahkan dari luar negeri seperti Malaysia, Singapur dan India.
Setelah melakukan penelitian dan penelusuran terhadap warisan budaya Basapa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Basapa sebagai warisan non benda yang diakui negara.
“Kami atas nama Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman mengucapkan terimksih atas penghargaan yang diberikan ini, Basapa merupakan tradisi warisan leluhur yang harus dijaga dan dilestarikan,” ujar Bupati Padang Pariaman. (*)
Komentar