![]() |
Kampus Politeknik Pelayaran Sumbar |
Ulakan Tapakis – Balai Pendidikan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Padang Pariaman resmi berganti nama menjadi Politeknik Pelayaran Sumatera Barat.
Kenaikan status dan perubahan nama tersebut diresmikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi Jumat 8/2.
Budi Karya Sumadi berharap kenaikan status sekolah ini sejalan dengan meningkatnya kwalitas peserta didik dan staf pengajar.
“Dengan diresmikan menjadi sekolah tinggi dapat meningkatkan kemampuan peserta didik,” kata Budi.
Budi menambahkan dengan meningkatnya kemampuan peserta didik maka lulusan pelayaran asal Indonesia semakin diminati oleh perusahaan internasional.
Guna mendukung hal tersebut, Budi meminta pihak sekolah agar menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar.
“Para lulusan sekolah pelayaran harus menguasai bahasa asing, agar mampu bekerja di luar negeri”, ujarnya.
Penetapan menjadi Politeknik Pelayaran tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan nomor 5 tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Pelayaran Sumbar.
Dibangun semenjak 2011 di atas lahan seluas 37,175 hektare dengan anggaran Rp509,82 miliar yang saat ini dapat menampung 500 peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) kelas reguler dan 100 peserta Diklat pendek.
Politeknik tersebut memiliki program Diklat Pembentukan (DP-IV) Nautika dan Teknika, DP-V Nautika dan Teknika, Diklat Keterampilan Keahlian Pelaut, Basic Safety Training, Advance Fire Fighting, Medical First Aids, dan Security Awareness Training.
Sejak berdiri hingga 2017, Diklat tersebut telah mengeluarkan 9.285 sertifikat pelaut sesuai dengan standart yang ditetapkan International Maritime organization.
Serta pada 2018 akan menyelenggarakan Program Diklat Pemberdayaan Masyarakat dengan kuota sebanyak 3.470 peserta dari 100 ribu peserta yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia perhubungan.
Politeknik Pelayaran tersebut nantinya juga terbuka untuk lulusan dari berbagai pesantren yang menempuh pendidikan formal maupun paket C di kejuruan Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Keberadaan sekolah ini tidak terlepas dari kegigihan dan kerja keras Bupati Padang Pariaman dalam mengupayakan pembangunan sekokah ini di Padang Pariaman. Mulai dari pembebasan lahan yang penuh rintangan hingga proses pembangunan yang kerap terganggu. Ali Mukhni selalu turun tangan setiap kali ada kendala dalam pembangunan sekolah ini. (F)