Lintassumbar.id – Dinas Pendidikan Sumbar akan menambah daya tampung sekolah bagi siswa tingkat SMA/SMK yang berada di blank zone atau zona kosong yang tidak terjangkau oleh sistem zonasi.
“Dampak dan ekses dari sistem zonasi yang diterapkan, ada daerah daerah yang kosong, yang tidak terjangkau oleh daya tampung dari setiap sekolah yang disebut dengan istilah blank zone,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Sumbar Adib Alfikri, Senin (13/7).
Dijelaskan Adib, rata rata radius daya tampung sekolah itu kurang lebih 1 kilometer, dampaknya terjadilah blankzone. Masyarakat yang berada di luar zona ini anak anaknya tidak dapat masuk sekolah negeri.
“Seperti Air Tawar sampai Muaro Penjalinan, di sini jarak sekolah lebih dari 1 kilometer,” kata Adib.
Disampaikan Adib, kebijakan optimalisasi daya tampung sekolah ini direncanakan akan dibuka pada 15-16 Juli 2020 di 44 SMA/SMK di Sumbar yang akan dilakukan verifikasi oleh masing-masing sekolah.
“Menyiapkan optimalisasi daya tampung ini dalam artian memaksimalkan isi kelas, dengan mekanisme yang sebelumnya satu kelas berisi 36 siswa, maka dijadikan 40 siswa,” terang Adib.
Namun ia mengaku terlebih dahulu pihaknya harus mengkordinasikan dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menambah daya tampung sekolah bagi siswa yang tinggal di zona kosong.
“Kita berharap kementerian Pendidikan dan Kebudayaan segera membalas surat kita, sehingga bisa kita jalankan sesuai rencana yang telah disusun agar anak-anak yang tidak lulus di SMA/SMK negeri karena berada blankzone bisa tetap bersekolah,” terangnya.
Adib menegaskan, dalam optimaliasi daya tampung jalur non zonasi untuk SMA/SMK ini sistem penerimaan tidak lagi berpatokan dengan jarak sekolah, namun dengan nilai.(Jamal)